Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (146): Di Bawah Temaram Lampu Minyak

Kompas.com - 24/02/2009, 09:20 WIB

Di tenda lain ada pak guru desa, sedang mengobrol dengan Aslam dan Anis Sahab. Pembicaraan berkisar tentang keluarga mereka. Di sini jumlah anak sangat besar, rata-rata keluarga punya lima orang anak ke atas. Mengapa mereka tidak menerapkan keluarga berencana di Pakistan?

Jawabannya sungguh di luar dugaan. Pak Guru bilang sistem keluarga berencana itu adalah konspirasi barat untuk mengecilkan jumlah penduduk negara Islam. Tetapi, bukankah untuk memelihara anak juga butuh biaya yang mahal? “Mahal? Tidak ada kata ‘mahal’ kalau urusan anak. Kalau kita beriman, kita harus yakin sepenuhnya bahwa Tuhan akan memelihara putra-putri kita. Kamu lihat serigala di gunung, mereka tak punya uang, dan Allah memelihara mereka. Kamu lihat pohon-pohon di hutan hijau ini, mereka sama sekali tak khawatir, dan Allah memeliharanya. Allah berkata, kalau engkau sedang menyantap makan malam, janganlah kau khawatirkan apa yang hendak kau makan untuk sarapan esok pagi.”

          “Pandangan kami berbeda dengan pandanganmu,” kata Aslam Sahab bijak, “Kalau orang-orang di negara lain memikirkan hanya untuk jangka pendek, hanya hidup di dunia. Kami memikirkan lebih jauh ke depan. Sejauh mana di depan? Kami pun tak tahu, karena mempersiapkan diri untuk akhirat dan kiamat.” Bagi Aslam dan Pak Guru, pembangunan material, makanan bergizi, pendidikan, kesejahteraan ekonomi, tak terlalu banyak berarti.

Malam semakin larut, tetapi tenda kami semakin ramai. Selain pak guru, masih ada pak dokter yang berbagi cerita lucu. Di bawah kelap-kelip lampu petromaks, Aslam tiba-tiba meminta semua diam. Ia menarik nafas panjang, kemudian melantunkan melodi naat yang sendu dan panjang. Rasyid dan Anis ikut bergabung, menghantarkan puji-pujian bagi Nabi Muhammad. Yang lain mendengarkan dengan penuh takzim.

Di bawah temaram lampu minyak, seisi kemah terhanyut dalam kedamaian spiritual.

 (Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com