Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roy Tewas di Hari Terakhir MOS

Kompas.com - 16/07/2009, 08:29 WIB

Di IKF kemarin juga terlihat Kepala Dinas Kesehatan Surabaya dr Esti Martiana Rachmie, yang mengaku bahwa orangtua korban dan para guru serta jajaran di SMA N 16 adalah rekan-rekannya.

Ditanya kemungkinan penyebab meninggalnya Roy, dr Esty hanya menyatakan dalam kasus kematian mendadak pada seusia Roy, biasanya karena arterio-venous malformation (AVM) atau malformasi pada pembuluh darah arteri dan vena dengan banyak pirau yang saling berhubungan tanpa pembuluh darah kapiler sehingga rentan terjadi penyumbatan di otak.

”AVM merupakan kelainan kongenital atau bawaan lahir yang jarang terjadi namun berpotensial memberikan gejala neurologi yang serius apabila terjadi pada vaskularisasi otak dan bahkan berisiko menimbulkan kematian,” ujar dr Esty. Mendeteksi apakah orang menderita AVM atau tidak, juga sangat sulit. Kalaupun ada, biasanya ada gejala nyeri di kepala diikuti dengan kejang. Namun, ia mengatakan bahwa itu sangat jarang sekali.

Namun, dr Esty menegaskan, informasi itu bukan untuk kasus Roy karena untuk kasus Roy harus berdasarkan hasil visum yang dilakukan IKF RSU Dr Soetomo.

Sementara itu, Kadindik Surabaya Sahudi menyatakan masih melakukan pengumpulan data terkait peristiwa kematian siswa dalam pelaksanaan MOS. "Kami belum bisa berkomentar apa-apa, kami masih mengumpulkan data dulu saat ini," ujar Sahudi.

Sementara itu, suasana rumah di Jl Flamboyan AH 16 Wisma Tropodo dipenuhi duka. Para tetangga berdatangan. Jenazah Roy Aditya dimakamkan pukul 22.25 WIB di Tempat Pemakaman Umum Kepuh Permai.

Lita, kakak sulung Roy yang bekerja di Bank Mandiri, hanya bisa mengenang sedikit tentang adiknya. ”Yang saya tahu dia menyiapkan peralatan untuk MOS, Selasa malam. Ada batu bata, pita, kertas. Sibuk sekali,” kata Lita yang masih punya satu adik lagi yang lulus AAL tahun 2007.

Anak bungsu keluarga Saidi ini dikenal pendiam. Dia juga sangat penurut. Tak ada yang mengira Roy akan meninggal ketika dia bersemangat ingin merasakan sekolah barunya di SMAN 16 Surabaya. Adapun Ny Endang, tantenya Roy, menuturkan bahwa keluarga sudah menyerahkan masalah ini untuk ditangani polisi. Dia berharap kejadian ini tidak menimpa anak MOS yang lain. (rey/rie/mif)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com