Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Voortrekker, Meniti Migrasi Kaum Boer

Kompas.com - 14/06/2010, 08:33 WIB

PRETORIA, KOMPAS.com — Perjuangan, darah, kekejaman, dan kematian digambarkan secara jelas di Monumen Voortrekker di Pretoria, Afrika Selatan. Monumen yang dibangun pada 13 Juli 1937 itu memang untuk mengenang perjalanan migrasi kaum Boer di Afrika Selatan, meninggalkan Cape Town untuk mencari peruntungan baru di tanah baru.

Berdiri megah dengan tinggi 40 meter, panjang 40 meter, dan lebar 40 meter, Voertrekker memang memberikan kesan anggun. Namun, monumen ini sebenarnya menceritakan kepedihan, darah, kematian, meski akhirnya berujung kesuksesan.

Voortrekker sendiri berarti Great Trek atau perjalanan hebat. Monumen itu memang untuk mengenang arus migrasi warga Boer dari wilayah timur Cape Town untuk menghindari tekanan pemerintah kolonial Inggris pada 1835.

Boer sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yang berarti petani. Namun, di Afsel, Boer untuk menyebut salah satu etnis kulit putih yang lama tinggal di Afsel. Mereka rata-rata keturunan Belanda, sebagian Perancis dan Skandinavia.

Mereka datang ke Afsel selama pendudukan Belanda pada era 1652-1795. Saking lamanya, mereka beranak pinak dan kemudian terjadi perkawinan silang antarkulit putih dari Belanda, Perancis, Skandinavia, dan negara-negara Eropa lainnya. Mereka memang sebagian besar petani sehingga akhirnya disebut Boer. Hingga saat ini, mereka sering disebut Boer meski secara resmi disebut Afrikaan. Bahasa mereka juga Afrikaan, campuran bahasa Belanda, Inggris, dan lokal.

Karena tekanan pemerintah kolonial baru Inggris pada 1835, sebagian besar orang Boer menyingkir. Inggris sendiri datang ke Afsel pada 1806. Mereka mencari peruntungan baru dan akhirnya mendirikan komunitas di daerah Pretoria dan sekitarnya.

Namun, migrasi mereka bukan tanpa halangan. Sebaliknya, banyak cerita duka yang diwarnai darah dan kematian. Dipelopori Louis Tregaret (1783-1838), Johannes Jacobus van Rensburg (1779-1836), dan Hendrik Potgieters (1792-1852), migrasi diikuti 12.000 sampai 14.000 orang Boer.

Dalam perjalanan menuju tempat baru, mereka harus berperang melawan Inggris maupun penduduk sekitar. Banyak kematian dalam perjalanan itu. Terkadang, mereka dibantai penduduk setempat yang berketurunan San dan Khoikhoi.

Perjalanan migrasi mereka sangat heroik. Maka, migrasi itu akhirnya dinamakan Vooertrekker. Dalam pertemuan Presiden Afsel Paul Gruger dan para Boer pada 16 Desember 1888, muncullah ide untuk membangun monumen mengenang perjalanan mereka.

Pada 13 Juli 1937, ide itu direalisasikan. Pada 16 Desember 1938, tiga keturunan pelopor migrasi Boer meletakkan batu pertama. Mereka adalah Nyonya JC Muller (cucu Andries Pretorius), Ny KF Ackerman (cicit Hendrik Potgieter), dan Ny JC Preller (cicit Piet Retief). Dan, pada 16 Desember 1949, monumen itu diresmikan. Entah kenapa, tanggal 16 Desember itu punya makna khusus dan nantinya membangun mitos dan keunikan monumen tersebut.

Monumen besar itu dibangun dengan bahan granit sehingga bangunan tersebut sangat kokoh. Sedangkan desainnya dibuat arsitek Gerard Moerdijk. Bangunan yang menjulang tinggi itu kini menjadi salah satu kebanggaan Pretoria dan Afsel pada umumnya. (Selanjutnya: Mitos 16 Desember di Voortrekker)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com