Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Morotai, Mutiara Terpendam

Kompas.com - 24/07/2010, 02:59 WIB

Jalan yang teraspal juga masih minim dan belum menjangkau wilayah bagian utara Morotai. Sarana penunjang transportasi lain, seperti bandara dan pelabuhan, juga belum tertata secara optimal.

Penjabat Bupati Morotai Sukemi Sahab dan Gubernur Maluku Utara Thaib Armayin mengakui wilayah perbatasan di Morotai selama ini belum banyak tersentuh pembangunan. Padahal, potensi sumber daya alam Morotai cukup besar. Sejumlah barang tambang, seperti batu bara, emas, mangan, dan nikel, ada di sana. Sumber daya laut, berupa ikan dan mutiara, juga melimpah. Justru yang mengeksploitasi dan mengambil manfaat dari sumber daya alam itu didominasi pihak asing.

”Masyarakat merasa tidak memperoleh sesuatu dari eksploitasi asing sehingga timbul keresahan. Pemerintah daerah selama ini juga hanya menerima royalti yang sangat sedikit kontribusinya bagi pembangunan,” kata Thaib.

Dari sisi pariwisata, Morotai menyimpan potensi alam bawah laut yang masih terjaga terumbu karangnya. Belum lagi pesona puing kapal perang dan pesawat tempur yang tenggelam semasa Perang Dunia II.

Ironinya, potensi wisata yang demikian besar itu belum menjadi daya tarik wisata dan belum dipromosikan dengan baik. Wisatawan mancanegara, Nico dari Italia dan Catherine dari Belgia, yang dijumpai di Morotai, pekan lalu, misalnya, justru datang karena kesunyian, keterpencilan, dan kealamian pantai di sana.

”Kami mendapat informasi wisata seputar Morotai dari buku dan situs Lonely Planet,” kata Nico.

Dengan potensi alam yang demikian besar, kata Thaib, Morotai seharusnya layak dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Apalagi, Morotai secara geografis berada di jalur perdagangan internasional di Samudra Pasifik.

Di sisi lain, sarana dan personel pengamanan wilayah perbatasan laut di Morotai juga minim. Sejauh ini hanya ada tiga prajurit Marinir yang ditempatkan untuk menjaga wilayah laut Morotai dan Halmahera Utara, tanpa ditunjang sarana untuk berpatroli. Frekuensi patroli kapal perang TNI Angkatan Laut juga jarang. Tak mengherankan jika pencurian ikan oleh kapal asing atau penyelundupan barang dan imigran gelap masih terus terjadi.

Ketua Komisi I DPR Kemal Azis Stamboel menilai kondisi wilayah perbatasan secara umum masih memprihatinkan. Karena itu, selayaknya pemerintah memberikan perhatian khusus dan menjadikan pembangunan wilayah perbatasan sebagai prioritas.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengakui, setiap kementerian memiliki konsep pembangunan Morotai, tetapi masih diperlukan percepatan untuk mengimplementasikannya.

Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyebut Morotai sebagai mutiara terpendam di bibir Samudra Pasifik. Namun, jika potensinya tidak kunjung digarap, mutiara itu terpendam terus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com