Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Terowongan Cu Chi

Kompas.com - 30/10/2010, 03:03 WIB

Lubang asli dan ”permak”

Pemandu wisata tiba-tiba menghentikan langkahnya. ”Lihat itu!” katanya sambil menunjuk tanah yang berada di bawah kaki seorang di antara kami. Pemandu minta orang itu menyingkir beberapa langkah dari tempat yang dipijaknya. Di tengah kebingungan kami, pemandu berjongkok di sisi daerah rerumputan yang tadi diinjak kaki orang itu lalu mencengkeram ”petak” tanah tersebut.

”Anda lihat, ini sebuah lubang terowongan,” katanya sambil tersenyum dan mengangkat ”petak” tanah berumput yang sudah berada dalam cekalan kedua tangannya.

”Wow!” seru kami hampir berbarengan dengan rasa takjub. Betapa tidak takjub, ”petak” tanah berumput yang menutupi sebuah lubang terowongan tersebut betul-betul tersamar sempurna dengan daerah rerumputan di sekitarnya sehingga kami tidak menyangka beberapa menit lalu telah menginjakkan kaki di atas pintu masuk sebuah terowongan. Terowongan ini mampu menahan beban tank dan truk tentara Amerika yang melintasi daerah tersebut tanpa menyadari di bawah tanah ada terowongan gerilyawan Vietkong.

Lubang mulut terowongan tersebut berukuran kecil, sekitar 100 sentimeter x 50 sentimeter.

”Terowongan ini memang dibangun sesuai dengan postur tubuh orang-orang Vietnam yang pada waktu itu kecil dan kurus. Sekarang anak-anak kami sendiri, yang postur tubuhnya sudah berbeda dengan kami, merasa takjub, lubang sekecil ini bisa dimasuki orangtua mereka,” papar pemandu wisata kami itu dengan tersenyum lebar, sambil menutup kembali lubang tersebut.

Katanya, lubang itu bukan untuk wisatawan, melainkan sekadar untuk menunjukkan lubang yang masih asli yang belum mengalami perubahan. Untuk keperluan para wisatawan, Pemerintah Vietnam sudah melakukan perubahan sekaligus perbaikan pada beberapa terowongan sepanjang beberapa kilometer, antara lain lubang masuk diberi undakan-undakan serta terowongan diperlebar untuk menyesuaikan postur tubuh orang-orang Barat dan diberikan penerangan lampu listrik alakadarnya.

Setelah sekitar seperempat jam meneruskan perjalanan menerabas celah pepohonan, akhirnya kami tiba di lokasi terowongan yang sudah diperbaiki untuk bisa dimasuki wisatawan.

”Anda yang mau masuk ke terowongan ini silakan satu per satu antre. Saya sendiri sudah sering masuk ke terowongan ini. Jadi, yang masuk Anda sekalian dengan diantar oleh seorang staf saya,” katanya sambil menunjukkan seorang lelaki setengah tua yang sejak tadi sudah berada di mulut terowongan. ”Saya akan menunggu kalian di lubang keluar di sana,” ujarnya sambil menunjuk ke arah beberapa puluh meter dari tempat kami berdiri.

Lubang terowongan yang sudah ”dipermak” untuk wisatawan memang jauh lebih lebar daripada lubang yang masih asli. Lubang masuk ini diberi undakan sehingga wisatawan tidak perlu meniru cara gerilyawan Vietkong yang masuk terowongan dengan langsung lompat ke dalam lubang. Sekalipun demikian, setelah menuruni undakan tanah tersebut, orang harus berjongkok atau bahkan merangkak untuk melewati terowongan karena terowongan itu dilebarkan sekadar cukup untuk jongkok atau merangkak bagi wisatawan berpostur tubuh orang Barat.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com