Untuk membuat iga gongso, Lany terlebih dahulu menumis bawang putih dan daun bawang. Kemudian iga yang menjadi bahan dasar masakan dimasukkan. Setelah itu, kecap dan irisan cabai dimasukkan dan sepinggan iga gongso pun tersaji dengan aroma yang menggoda.
Selain empuk, lemak yang biasanya menjadi momok penyuka kuliner berkolesterol tinggi bisa dikurangi. ”Makanya, ada oma-oma yang suka makan iga di sini. Lemaknya enggak terlalu banyak,” tutur Lany yang berusia sekitar 60 tahun.
Jika perlu penambah kehangatan, beragam minuman hangat tersedia, seperti bandrek ataupun kopi dan cokelat jahe. Juga ada ”boyo ngambang” (buaya mengambang), yaitu kopi dengan tape ketan.
Ganyang
Kendati baru buka dua tahun, warung itu sudah memiliki sejumlah pelanggan fanatik. Pelanggan datang dari luar daerah, seperti Magelang, Temanggung, Salatiga, Semarang, dan Kendal. Awal Desember itu, Hendarto (55), eksportir barang pecah-belah dari Kota Semarang, datang bersama istri dan anaknya untuk mencicipi tiga jenis masakan iga di warung itu.
”Rasanya lain,” tutur Hendarto yang hanya mengganyang atau menggado iga tanpa ditemani nasi.
”Eman-eman, sayang (kalau dengan nasi),” katanya menambahkan. Pasalnya, kata dia, jika dimakan dengan nasi, ia bakal kenyang sebelum bisa menikmati lebih banyak potongan daging iga sapi yang empuk.
Rumah makan ini ramai pada setiap akhir pekan dan hari libur. Resminya, warung buka pukul 07.00-18.00. ”Saya enggak ngoyo. Kalau sudah lelah sekali, warung makan saya tutup,” tutur Lany.
Pada hari ramai itu, Waroeng NgGoenoeng menghabiskan 30-40 kilogram iga sapi. Sementara pada hari biasa mereka memerlukan 6-10 kilogram iga sapi. Seporsi iga dipasang harga Rp 17.500.
Pada jam-jam ramai, ketika warung penuh pembeli, orang harus bersabar. Pasalnya, menu-menu dimasak satu per satu oleh Lany sehingga memerlukan waktu. Terkadang beberapa pelanggan menelepon terlebih dahulu untuk memesan tempat sekaligus makanan yang dipilih agar semuanya siap tersaji ketika mereka tiba dan nafsu makan telah siap mengganyang iga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.