Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nias nan Cantik

Kompas.com - 17/01/2011, 17:00 WIB

KOMPAS.com -— Pulau Nias dengan luas 5.318 kilometer persegi menyimpan kearifan lokal dalam konstruksi dan arsitektur rumah. Rumah Nias yang dibangun dengan bahan kayu dan konstruksi fondasi seperti panggung terbukti tahan gempa. Ini tentu berangkat dari pengalaman leluhur suku Nias yang hidup di tanah rawan gempa. Rumah-rumah itu tetap kokoh dan berfungsi hingga kini meski berumur ratusan tahun.

Dalam masyarakat Nias berkembang ungkapan bo’o mbanua bo’o mbowo, bo’o mbanua bo’o vato yang berarti setiap desa memiliki tradisi yang berbeda. Ini, antara lain, tecermin dari beragamnya konstruksi dan bentuk rumah di setiap wilayah di Nias.

Rumah tradisional di Nias Selatan berbentuk segi empat memanjang ke belakang. Posisinya berimpit dan berjajar rapi memanjang. Di setiap perkampungan, deretan rumah tradisional itu dipisahkan oleh jalan desa selebar 30 meter. Ini bisa dilihat di Desa Orahili Fau, Kecamatan Fanayama; Desa Bawomataluo, Kecamatan Teluk Dalam; Desa Hilinawalo Mazino, Kecamatan Mazino; dan Desa Botohilitano, Nias Selatan.

Sementara itu, rumah tradisional Nias Utara berbentuk oval, seperti yang terlihat di Desa Sihare’o Siwahili di Gunungsitoli. Rumah Nias Tengah lebih bervariasi, mulai dari yang segi empat, memanjang, sampai rustikal.

Rata-rata bagian ruang tamu rumah tradisional dibiarkan kosong sehingga terkesan luas. Di ruang inilah berlangsung interaksi antaranggota keluarga ataupun sesama warga desa. Ketika menggelar upacara adat atau berkabung, warga berkumpul di sini.

Pada dasarnya, pendirian rumah tradisional Nias tanpa menggunakan paku, hanya pasak. Atapnya dari anyaman daun rumbia. Namun, dewasa ini ada warga yang menggantinya dengan atap seng. ”Khawatir mudah terbakar dan daun rumbia cepat rusak,” kata warga Desa Orahili Fau, Kecamatan Fanayama, Nias Selatan.

Di banyak desa, tata ruang perkampungan tempat rumah tradisional Nias bersanding dengan keindahan batu besar (megalitikum). Tentu bangunan-bangunan itu tak akan berarti tanpa tradisi dan budaya masyarakat yang menjadi jiwanya. (MOHAMMAD HILMI FAIQ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com