MENDOZA, KOMPAS.com - Pendaki dari Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), Dody Johanjaya, berhasil menggapai puncak gunung Aconcagua di ketinggian 6.962 meter di atas permukaan laut (mdpl), Argentina. Pendakian tersebut menambah daftar panjang pendaki-pendaki Indonesia yang tahun ini dan beberapa tahun ke depan akan terus menyambangi puncak-puncak gunung tertinggi di tujuh benua (the seven summit).
Kabar tersebut diterima Makky Ananda dari Mapala UI, Sabtu (19/2/2011), melalui SMS Dody di Mendoza, Argentina. Kendati berhasil mencapai puncak dan selamat, jari tangan dan kaki Dody harus mendapatkan perawatan serius lantaran terkena serangan radang beku (frosbite).
"Halo Mak (Makky), gue baru turun sampai Mendoza. Gue sampai puncak di pendakian kedua, terpisah dari grup besar. Kondisi badan setengah baik, selamat. Tapi, beberapa jari tangan dan kaki perlu perawatan, kena frosbite parah. Besok akan diperiksa dokter lagi. Kemarin itu cuaca buruk, siang malam badai salju, suhu dalam tenda saja minus lima derajat celsius. Doain saja, jari-jari gue enggak apa-apa, ya!" pesan Dody kepada Makky.
Dody melakukan pendakian ke Aconcagua tersebut sejak 1 Februari 2011 lalu. Pendakian dimulai dari Pantinentes (2.650 meter). Keesokan harinya, dari Pantinentes Dody mendaki menuju base camp berikutnya dan selama tiga hari kemudian ia akan berada di Plaza Argentina.
"Kondisi gue fit. Semoga seterusnya begitu, kalau enggak ada kabar berarti enggak ada sinyal lagi sampai turun nanti," kata Dody saat masih berada di Pantinentes.
Sebelumnya, pada 24 September 2010 lalu, Dody juga telah menorehkan namanya dengan mendaki puncak gunung tertinggi di lempeng Benua Eropa, Puncak Elbrus (5.642 mdpl). Pendakian itu bahkan dilakukannya secara solo atau tanpa pemandu gunung.
Tiga kali
Dody Johanjaya kini menjadi pendaki yang turut menambah perbendaharaan pendaki-pendaki Indonesia yang berhasil menggapai puncak-puncak gunung salju di tujuh benua (the seven summmit), terutama di puncak Aconcagua, setelah tim Wanadri dan Mahitala yang masing-masing pada Desember 2010 dan Januari 2011 lalu.
Sementara itu, khusus gunung Aconcagua, Mapala UI tercatat sudah tiga kali menyambanginya. Pada pendakian pertamanya tahun 1992 silam, Mapala UI tidak berhasil mencapai puncak gunung itu. Mapala UI bahkan harus rela kehilangan dua pendaki terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Samsu.
Setahun berselang, Januari 1993, tim tersebut berhasil "membayar" hutang pendakian ke puncak Aconcagua. Pendakian Mapala UI itu dilakukan oleh Tantyo Bangun dan Ripto Mulyono, sekaligus untuk memasang plakat mendiang almarhum Norman-Didiek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.