Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu Belajar dari Hong Kong

Kompas.com - 21/02/2011, 07:36 WIB

KOMPAS.com — Hongkong memang kota yang menakjubkan. Tak hanya kotanya yang bak lautan manusia, bangunan yang menjulang tinggi di antara jalanan yang kecil, namun juga pariwisatanya yang dikelola secara maksimal. Seperti ketika saya hendak menuju ke Hongkong Island dari Hongkong Kowloon, sebelum naik feri di Tsim Sha Tsui, kami terlebih dahulu 'dicegat' oleh suatu tempat yang sayang untuk begitu saja dilewatkan, Avenue of Stars.

Avenue of Stars

Avenue of starts sendiri dibangun untuk menghargai tokoh perfilman Mandarin. Jadi, disini kita bisa melihat cap tangan seluruh artis Hongkong, misalnya Jacky Chen, Andy Lau, Jet Lee, Michelle Yeoh, Sammo Hung, dan banyak lagi. Beberapa di antaranya juga dibuatkan patung, seperti bintang kungfu legendaris, Bruce Lee. Selain itu, terdapat juga toko-toko milik para artis yang menjual berbagai suvenir bergambar dan bertanda tangan artis tersebut, salah satu yang saya sempat masuk, ada milik Jacky Chen.

Avenue of Stars ini juga merupakan tempat yang ideal untuk orang-orang narsis seperti kami, berfoto-foto hi-hi-hii-… Biasanya juga tempat ini dijadikan tempat foto prewedding. Soalnya disini pemandangannya bagus sih, dari sini bisa keliatan gedung gedung yang menjulang tinggi di Hongkong Island.

O ya katanya jika malam tiba, pukul 19.00, di sini juga ada pertunjukkan lampu bernama Symphony of Light. Pertunjukkan laser yang ditembakkan ke gedung-gedung tinggi. Sayang saya tidak sempat melihat … Nah, setelah puas berfoto-foto bersama cap tangan artis kesayangan dan patung Bruce Lee, baru deh kami membeli tiket feri menuju ke Hongkong Island.

Perjalanan menuju The Peak

Bukti pemerintah setempat sangat memerhatikan benar kepariwisataannya adalah adanya The Peak. Sebetulnya The Peak ini hanyalah pegunungan yang dari atas sana, kita bisa melihat Hongkong secara keseluruhan. Kalau di Jakarta, namanya Puncak Pas. Tapi, disini nuansa wisatanya digali betul hingga perjalanan menuju ke The Peak terasa sangat menyenangkan dan memberikan sensasi pengalaman tersendiri. Untuk tau lebih lengkap bagaimana seriusnya Hongkong mengelola wisatanya, yuk mari....

Siapa sangka, bulan April bukanlah bulan libur, sehingga menurut saya tak seharusnya tempat wisata akan penuh. Tapi?  Wow, untuk membeli tiket Tram pergi pulang seharga 56 dollar Hongkong menuju The Peak saja, kami mesti mengantre kurang lebih 30 menit. Itu belum mengantre untuk masuk ke Tramnya, jadi total mengantre membeli tiket sampai masuk ke tram adalah 1 jam. Tapi, entah mengapa antrean ini tidak terasa membosankan. Pertama, mungkin karena kami jalan berlima, kedua karena di sepanjang jalan antrean terdapat mini museum (benda benda kuno lengkap dengan ceritanya tentang sejarah tram di Hongkong dari tahun ke tahun).

Kemudian, akhirnya masuk juga ke Tram yang akan mengangkut kami menuju ke The Peak. Nah, kursi di Tram sendiri unik, jika berangkat kita akan berada dalam keadaan normal, yaitu pandangan ke depan. Tapi jika pulang nantinya, kita akan berjalan mundur. He-he-he, ya karena jika kita mau menghadap depan, sudah pasti terjungkal, karena tanjakannya sangat maut, saya perkirakan sekitar 70 derajat, dengan ketinggian 396 mdpl. Nah, dari Tram ini sendiri kita sudah bisa melihat Hongkong, so jangan heran kalau para wisatawan sudah mulai potret-potret. Perjalanan ini sendiri sekitar 15 menit dan sama sekali tidak terasa, tiba-tiba kami sudah sampai di The Peak.

Begitu masuk kita akan langsung disambut dengan toko toko penjual suvenir khas Hongkong. Tapi saran saya, kalau ingin berhemat, barang barang yang ada disini bisa Anda beli di Pasar Jalanan di HongKong Kowloon. Ya, kalau Anda ingin membeli, mungkin beli saja yang ada tulisan The Peak, karena yang bertuliskan ini tidak ada di tempat lain kecuali di sini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com