Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mumpung Komodo Masih Melambung

Kompas.com - 07/04/2011, 20:10 WIB

Andaikan kenyataan ini terus menerus terjadi, masuk akal kalau rata-rata pertumbuhan positif wisatawan ke Komodo cuma dalam hitungan ribuan. Meski tidak pas benar, perbandingan dengan Bali yang sukses menyedot pertumbuhan positif hingga bilangan ratusan ribu bahkan jutaan dapat memperkuat dugaan tersebut.

Sementara, kenyataan menunjukkan, sebagaimana penuturan Mak, penetapan tarif moda transportasi laut memang belum berlandaskan patokan resmi. Artinya, tawar-menawar antara wisatawan dan pemilik kapal yang selama ini terjadi. Boleh saja menilai, tindakan seperti itu amat jauh dari profesionalisme pengelolaan pariwisata.

Berangkat dari sisi tersebut, penting artinya pemerintah setempat sebagai pemangku kepentingan sekaligus regulator mengambil inisiatif menyediakan kapal feri trayek Labuan Bajo-Pulau Komodo pergi pulang. "Trayeknya reguler," tambah Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat.

Memang, selanjutnya, pembenahan moda transportasi belum cukup untuk mendongkrak nama komodo. Hal lain yang layak menjadi perhatian adalah soal retribusi masuk Taman Nasional Komodo. Peraturan mengenai hal itu ada dalam PP Nomor 59/1998 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Ada berbagai pemisahan menyangkut retribusi tersebut. Turis lokal wajib membayar Rp 2.500 per orang untuk ongkos masuk. Turis mancanegara kena biaya Rp 20.000 per orang.

Biaya lainnya adalah penggunaan kamera bagi wisatawan lokal sebesar Rp 5.000. Untuk turis asing, banderolnya Rp 50.000. Lalu, tarif penggunaan handycam turis lokal Rp 15.000 dan wisman Rp 150.000.

Biaya snorkling turis lokal Rp 40.000 per orang dan wisatawan mancanegara Rp 60.000. Sementara biaya diving turis lokal per orang Rp 50.000 sedangkan turis asing Rp 75.000.

Beragamnya biaya ini bisa menjadi bagian yang tidak kompetitif bagi taman nasional tersebut. Meski, pihak pengelola bertahan pada pilihan betapa langkanya hewan komodo.

Patut pula menjadi fokus perhatian adalah keberlanjutan pariwisata komodo bagi generasi penerus. Berangkat dari sisi pembelajaran bagi generasi penerus mulai dari tingkat anak sekolah dasar, pemerintah setempat dapat saja menggratiskan bea masuk ke TN Komodo bagi siswa sekolah dasar.

Sekali lagi, tersedia banyak kesempatan mengelola pariwisata secara lebih baik di Mabar, mulai dari Labuan Bajo hingga Pulau Komodo. Para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat, mesti cepat-cepat menangkap kesempatan tersebut. Mumpung nama komodo masih melambung, mengapa tidak?   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com