Kalau bisa membeli yang murah, kenapa harus bayar mahal? Prinsip itu ada pada semua turis. Meski begitu, Ismailovo bukan hanya untuk turis yang berkantong cekak. Buktinya, setiap hari Sabtu dan Minggu, di Ismailovo selalu dipadati pengunjung aneka macam pelancong. Koleksi barang yang dijual pun bervariasi, mulai yang biasa alias sederhana dengan harga murah meriah, sampai yang eksklusif supermahal. Tinggal melihat isi kantong.
Bedanya dengan di toko suvenir, seperti di Arbat Lama, di Ismaolovo harga bisa ditawar dan jauh lebih miring sehingga menjadi kepuasan tersendiri bagi pengunjung yang berkantong tipis. Teknik menawar tentu sangat diperlukan di sini. Bisa dibilang secara kasar, harga barang di sini hanya sepertiga dari Arbat Lama.
Pasar suvenir buka setiap hari Sabtu, Minggu, dan Rabu. Bedanya, hari Sabtu dan Minggu khusus diabdikan bagi turis, sedangkan hari Rabu untuk pedagang yang membeli secara grosiran. Membeli barang di hari Rabu biasanya tidak bisa menawar banyak, alias harga pas dengan alasan harga grosir. Karena itu pula, barang dagangan di hari Rabu layaknya di Pasar Mangga Dua yang tidak memperhatikan penataan barang. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu, suvenir ditata rapi, menarik, dan biasanya pedagang pun menawarkannya dengan bahasa Inggris.
Sebagai perbandingan, Arbat Lama atau yang sering disebut old Arbat itu bak Malioboro di Yogyakarta atau Pasar Baru di Jakarta. Hanya mirip saja sih. Arbat Lama dipenuhi dengan toko suvenir dan makanan dengan penataan yang menarik dan rapi. Lingkungannya juga bersih serta asri. Selain pepohonan, ada patung pujangga Pushkin serta puluhan orang melukis. Di sini pelancong dapat berlenggang tanpa diganggu oleh kendaraan karena kendaraan memang dilarang. Bila capek memborong suvenir, maka bisa berhenti untuk makan khas Rusia, Dunkin Donuts, sampai makanan rakyat McDonald's. Ya, karena lokasinya di dalam kota, harganya pun menyesuaikan diri.
Lalu seperti apa sih "Pasar Ismailovo"? Kalau Anda pernah mengunjungi Pasar Beringharjo di Jogja atau Pasar Pagi Mangga Dua Jakarta, pasar suvenir yang sedikit di luar kota Moskwa itu nyaris sama suasananya. Para pedagang menjajakan barangnya di lapak-lapak kecil berderetan. Bedanya, kalau di Pasar Ismailovo ruangannya terbuka alias open air sehingga di musim panas pasti kepanasan dan musim dingin tentu saja pasti kedinginan.
Boneka kayu matrioshka, gantungan kunci, piring dengan panorama Moskwa, shkatulka (kotak kayu untuk perhiasan), ushanka (topi bulu musim dingin), botol minuman keras, dan aneka macam suvenir khas Rusia lainnya semua ada di sana. Apa yang ada di toko suvenir, pasti ada di Ismailovo. Selain itu, para pelancong bisa juga membeli suvenir zaman komunis yang terdiri dari topi tentara hingga tanda jasa sewaktu Perang Dingin.
Harga suvenir di Ismailovo relatif murah. Sebagai gambaran, boneka matrioshka dengan kualitas rendah hanya 150 ruble (5 dollar), shkatulka 360 ruble (12 dollar), piring suvenir 200 ruble (7 dollar), dan gantungan kunci matrioshka 100 ruble (3,5 dollar). Selain suvenir, di Ismailovo Anda juga dapat membeli lukisan dan buku kuno, bahkan untuk hari Sabtu dan Minggu di bagian belakang area terdapat pedagang yang menawarkan barang antik seperti ikon Rusia.
Untuk masuk ke pasar suvenir itu, pelancong harus membayar 10 ruble (0,35 dollar) per orang untuk hari Sabtu dan Minggu dan 5 ruble (0,17 dollar) untuk hari Rabu. Sabtu dan Minggu buka jam 09.00 – 18.00, sedangkan hari Rabu buka jam 08.00 – 13.00.
Anda jangan ketinggalan, ayo cepat berburu sebelum harga naik.... (M. Aji Surya, diplomat Indonesia di Rusia, ajimoscovic@gmail.com)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.