Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Kemerdekaan Setelah Status WNI Hilang

Kompas.com - 17/08/2011, 11:58 WIB

KOLOMBO, KOMPAS.com — Upacara penaikan bendera Merah Putih dalam HUT ke-66 Kemerdekaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia Kolombo, Sri Lanka, berlangsung sesuai jadwal pada Rabu (17/8/2011) pukul 08.30-09.00 waktu setempat atau 10.00-10.30 WIB. Upacara yang dipimpin Duta Besar RI untuk Sri Lanka Djafar Husein itu dihadiri oleh para staf KBRI berikut keluarga besar serta para warga Melayu Sri Lanka yang sebagian di antaranya masih dari garis keturunan Indonesia.

Dalam pesan yang dibacakannya, Djafar menekankan pentingnya arti hubungan Indonesia dan Sri Lanka sejak hubungan diplomatik kedua negara dibuka pada 1952. Menurut dia, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia mempelajari, kondisi pembangunan Sri Lanka mencapai perkembangan pesat di bidang ekonomi dan politik dengan berakhirnya perang saudara di Sri Lanka pada Mei 2009.

Sementara Indonesia sendiri berusaha meningkatkan usahanya untuk mencapai target sebagai negara ekonomi terbesar ke-10 di dunia dalam dua dasawarsa ke depan. Djafar menilai momen HUT ke-66 RI dapat dijadikan sebagai momen peningkatan hubungan baik Sri Lanka dan Indonesia.

Salah seorang warga Melayu Sri Lanka keturunan Indonesia, BDK Saldin (83), yang menjadi salah satu peserta upacara, mengaku selalu terkesan saat mengikuti peringatan HUT kemerdekaan RI. "Selalu ada rasa ingat akan Ibu Pertiwi," ujar kakek dua cucu dan dua putra dari tanah Jawa yang memiliki istri dari Madura ini.

"Saya asli dari Batavia," jawab Saldin saat Kompas.com menanyakan dari mana tepatnya ia berasal.

Saldin mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa pendahulunya yang tiba di Sri Lanka akibat diasingkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1790. Namun, Saldin yang pernah menjabat sebagai staf lokal KBRI Kolombo pada 1954-1960 tetap merasa bangga dapat menjadi bagian dari Indonesia walaupun saat ini berstatus sebagai warga Sri Lanka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com