JAKARTA, KOMPAS -
Krisnadi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), mengatakan, ada sejumlah warga yang pada saat musim Lebaran justru mudik ke Jakarta karena asalnya memang Jakarta. ”Mereka inilah yang memilih hotel untuk tempat menginap. Mereka membawa keluarganya sekalian agar praktis,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/8).
Selain warga asli Jakarta, ada pula warga luar Jakarta yang memang menanti saat-saat Jakarta lengang. Kalangan terbatas yang tujuannya berwisata dan berbelanja inilah yang menjadi tamu hotel-hotel di Ibu Kota selama libur Lebaran. Justru ketika arus balik dimulai, para penikmat wisata belanja ini kembali ke daerah asal. Mereka membalikkan situasi demi kenyamanan.
Carla Parengkuan, Wakil Sekretaris Jenderal PHRI Pusat, mengemukakan, selama libur Lebaran, tidak banyak acara-acara bisnis diselenggarakan di Jakarta. Tentu hal ini terjadi karena para pebisnis banyak yang mudik.
Turunnya okupansi hotel di Jakarta ini berkebalikan dengan kondisi hotel di daerah yang semakin ramai. ”Okupansi hotel di daerah-daerah tujuan mudiklah yang mulai tinggi. Saat ini, menurut laporan PHRI-PHRI di daerah, okupansi telah 50-60 persen. Bahkan, ada yang lebih tinggi, seperti Bali yang sudah 85 persen dan Bandung 80 persen. Sebentar lagi full,” ujarnya.
Walau demikian, Carla menuturkan, okupansi setiap hotel di Jakarta selama libur Lebaran bisa berbeda-beda. Hal itu tergantung strategi promosi masing-masing hotel.
Menurunnya okupansi hotel ini, misalnya, menimpa Hotel Mulia Jakarta. Untuk menjaring tamu, Hotel Mulia melancarkan promosi sejak awal Ramadhan.
Romy Herlambang, Direktur Komunikasi Hotel Mulia, mengutarakan, pihaknya menawarkan paket menginap dengan harga neto Rp 1,6 juta semalam, tetapi dengan tawaran Rp 400.000 sebagai kredit. Maksudnya, tamu bisa memesan makanan hingga limit Rp 400.000 untuk bonus.
”Kami juga punya paket menginap dua malam gratis satu malam. Yang unik, gratisnya ini tak harus dipakai sekaligus, tetapi bisa di lain hari. Jadi, lebih leluasa bagi tamu,” tutur Romy, tanpa menyebutkan apakah promosi ini berhasil atau gagal.