Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tidak Hilang, Pasar Apung Harus Dikemas dan Dijaga

Kompas.com - 25/11/2011, 16:20 WIB
Defri Werdiono

Penulis

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Pasar terapung atau pasar apung di Muara Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, perlu dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi lebih menarik lagi. Jika sudah menarik maka wisatawan yang datang akan lebih banyak karena pasar tersebut sudah dikenal, baik di dalam maupun luar negeri.

"Bagaimana mengemasnya, silahkan pemerintah daerah mencari masukan dari masyarakat. Selain itu, yang lebih penting pasar ini harus dijaga. Jangan sampai hilang begitu saja," ujar I Putu Ngurah Direktur Sarana Promosi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di sela-sela pembukaan Festival Pasar Terapung 2011 di Banjarmasin, Kalsel, Jumat (25/11/2011).

Festival yang berlangsung hingga 26 November mengetengahkan sejumlah kegiatan seni budaya Banjar, mulai dari pawai, lomba perahu atau jukung hias, hingga pameran kuliner dari 13 kabupaten/kota yang dikemas dalam nuansa tradisional Kampoeng Banjar.

Menurut Putu Ngurah jika sudah dikemas maka upaya untuk memasarkan ikon Kalsel itu ke pasar yang lebih luas semakin mudah. P emerintah pusat akan memfasilitasi dan memberikan dukungan. Putu sendiri menyambut baik festival yang baru keempat kali ini diadakan. Kegiatan itu tidak saja bertujuan meningkatkan kunjungan wisata tetapi juga menggali budaya daerah.

Wakil Gubernur Kalse Rudy Resnawan yang hadir untuk meresmikan festival tidak membantah jika kondisi pasar apung kini memprihatinkan. Selain tidak ada inovasi, keberadaanny a juga terdesak oleh modernitas. Masyarakat lebih memilih belanja ke pasar modern ketimbang pasar apung.

"Ada saran agar kita minta masukan dari masyarakat. Kalau perlu disayembarakan bagaimana melestarikannya (pasar apung). Karena tidak menutup kemungkinan pasar apung akan terkikis begitu saja," ucapnya.

Menurunnya aktivitas pasar apung Muara Kuin dibenarkan Salbiyah, salah satu pedagang yang sudah 25 tahun beraktivitas di pasar apung. Warga Kampung Alalak Berangas ini biasa membeli sayuran dan buah di pasar apung untuk kemudian dijual lagi di darat.

"Dulu yang jualan banyak, 200 orang lebih. Sekarang tidak sampai 100," ujar Salbiyah yang ikut berpartisipasi dalam festival. Penyebab menurunnya aktivitas, menurut Salbiyah dikarenakan jumlah kendaraan bermotor di darat kian banyak. Pasar-pasar di darat juga semakin banyak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com