Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Big Ben Ala Sumatera

Kompas.com - 08/06/2012, 07:37 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Ibarat Big Ben di bumi Sumatera. Tak ada yang tak kenal Jam Gadang yang berdiri gagah di tengah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Jam ini memang ibarat ikon kota yang berhawa sejuk tersebut.

Di usianya yang sudah begitu tua, ia tetap menatap gagah ke kota Bukittinggi. Sesuai namanya, dalam Bahasa Indonesia berarti “jam besar”. Bagai sebuah saksi sejarah yang membisu. Jam Gadang sudah melampui tiga masa pemerintahan yang berjaya di bumi nusantara, Belanda, Jepang, dan Indonesia.

Bangunan menjulang itu tetap di kondisi awal sejak dibangun. Jam Gadang sudah ada sejak tahun 1926. Hanya saja bagian atapnya yang terus berganti. Di masa Belanda, terdapat patung ayam jago di atap Jam Gadang.

Lalu di masa Jepang, atap berubah menjadi bentuk atap rumah. Nah, di masa kemerdekaan, pemerintah Indonesia pun mengganti atap dengan bentuk seperti atap rumah gadang, rumah khas adat Minangkabau.

Angka-angka di jam ditulis dalam angka romawi. Uniknya, untuk angka empat, angka romawi yang tertulis bukannya “IV” melainkan “IIII”.

“Kalau cerita-cerita orang tua, angkanya sengaja ditulis seperti itu, karena arsitektur yang membuatnya ada empat orang dan yang meresmikannya juga ada empat orang. Jadi sebagai kenangan,” ungkap Yusrizal, staf pemerintah daerah yang bertugas di Jam Gadang.

Itu hanya sebagian keunikan dari Jam Gadang. Selain itu, mesin jam yang digunakan hanya ada dua di dunia yaitu Jam Gadang dan Big Ben di London, Inggris.

Pengunjung yang datang ke Jam Gadang dapat naik ke dalam menara. Terdapat tangga dari besi yang bisa mengantar pengunjung ke puncak menara. Tetapi, pengunjung yang ingin naik ke puncak dibatasi hanya boleh empat orang sekali naik ke puncak.

Tangga besi tersebut lumayan curam dan sempit. Jika tubuh Anda tinggi, berhati-hatilah untuk tidak terantuk di langit-langit. Tepat di bawah puncak, Anda dapat melihat roda mesin yang menggerakkan lonceng jam.

Sementara di puncak, Anda akan melihat lonceng, lengkap dengan tulisan nama pembuat dan asalnya. Ya, tertulis “Vortmann, Relinghausen”. Pembuatnya bernama Vortmann dari kota Relinghausen, Jerman.

Setiba di puncak, pemandangan Kota Bukittinggi akan memukau Anda. Tunggu sampai saatnya lonceng berbunyi. Getaran lonceng akan mengagetkan Anda, sekaligus mendebarkan.

Jam Gadang merupakan titik nol Kota Bukittinggi. Sekitar menara tersebut, taman luas menjadi tempat duduk-duduk santai penduduk setempat. Banyak pula pedagang yang menjual mainan dan makanan kecil.

Di malam hari, Jam Gadang tampil semakin cantik. Kerlap-kerlip lampu kecil yang mengelilingi menara. Lalu, lampu-lampu taman yang menyala satu per satu dan keriuhan para pengunjung, membuat suasana kompleks Jam Gadang semakin semarak.

Untuk menuju Jam Gadang, perlu waktu sekitar dua jam dari Padang melalui jalur darat. Selain Jam Gadang, wisatawan juga bisa mengunjungi obyek wisata lainnya di Bukittinggi seperti Gua Jepang, Ngarai Sianok, Rumah Kelahiran Bung Hatta, sampai berburu kudapan di Pasar Ateh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com