Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbawa Barat Bidik Wisatawan

Kompas.com - 16/06/2012, 10:07 WIB

Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tampaknya serius membangun pariwisata. Biar wisatawan punya gambaran kepariwisataannya, dibuka Pusat Informasi Wisata di kompleks pertokoan obyek wisata Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat.

Barapan kebo (balapan kerbau) yang biasanya dihelat warga di Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa, dipindahkan arenanya ke Dusun Melase–seputar Senggigi. Tidak tanggung-tanggung, 238 ekor kerbau (108 pasang) diboyong pemiliknya dari Sumbawa Barat untuk diadu di arena pacu–hamparan sawah sepanjang 75 meter.

"Kawasan Senggigi dipilih jadi tempat berpromosi, sebab telah menjadi jendela informasi dan publikasi bagi wisatawan. Juga mengimplementasikan program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, yang meliputi NTB, Bali, dan NTT masuk Koridor V meliputi pengembangan pariwisata dan tanaman pangan,” ujar Bupati Sumbawa Barat, Zulkifli Muhadli, Sabtu (2/6/2012).

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB, Awanadhi Aswinabawa, menilai inisiatif Sumbawa Barat semestinya diikuti daerah lain di NTB. Apalagi, keberhasilan pembangunan pariwisata bukan dilakukan secara parsial, melainkan secara kolektif, dan dikeroyok semua pihak.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Ahmad Fauzal menilai keberadaan gawe KSB itu sebagai dukungan nyata program Kunjungan Lombok-Sumbawa, yang menargetkan menjaring sejuta wisatawan tahun 2012. Tahun 2010, kunjungan wisatawan kurang lebih 800.000 orang.

Sumbawa Barat memiliki Pantai Jelenga berpasir untuk lokasi selancar, Goa Mumber yang dihiasi stalagmit pada dinding dan langit-langitnya, serta kolam di tengah goa. Permukiman Desa Mantar di atas bukit yang warganya berkulit albino yang jumlahnya selalu tujuh orang. Bila yang berkulit albino meninggal, diyakini akan lahir seorang bayi albino lagi.

Untuk mengundang ingin tahu turis, pihak Pemda Sumbawa Barat membidiknya melalui barapan kebo, digelar di kawasan Senggigi sebagai kiblat pariwisata NTB. Permainan rakyat ini mirip Mekepung di Jembarana, mengadu kecepatan kerbau berlari.

Barapan kebo dilakukan saat musim panen padi, itu berupa sepasang kerbau berpacu mendekati garis finis atau sakak (tiang kayu). Kerbau yang tercepat dan mampu merobohkan sakak dinilai sebagai pemenang. Di garis finis dan garis start (palepas) ada sandro (wasit) yang bertugas selaku wasit.

Sepasang kerbau balap dilengkapi aksesori di bagian wajahnya, dan noga (sebatang kayu sepanjang 2,5 meter berbentuk segi tiga) dipasang pada pundak hewan itu. Di bagian tengah noga ada kayu memanjang ke badan kerbau, dan bagian ujung kayu terdapat kareng (pijakan kaki) sang joki. Arena balapnya di areal sawah yang berisi air, menjadikan tanahnya becek dan berlumpur sepanjang 75 meter.

”Bagus, bagus,” kata Catherin, wisatawan asal Belanda. (KHAERUL ANWAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com