Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Cita Rasa Portugis di Makau

Kompas.com - 18/06/2012, 16:24 WIB
Kristianto Purnomo

Penulis

Menurut Alan, pemandu rombongan kami di Makau, pertunjukan ini tidak setiap saat digelar. Tak heran atraksi para penari ini menjadi tontonan bagi ratusan pelancong yang singgah di sini. Saking antusiasnya, salah seorang anggota dari kelompok ini beberapa kali meminta penonton untuk mundur memberikan ruang bagi para penari beraksi.

Peninggalan Portugis yang tak kalah menariknya adalah Benteng Guia. Untuk mencapai benteng ini, Anda harus menyiapkan tenaga ekstra jalan naik ke atas bukit. Namun, jalan yang teduh serta pemandangan Kota Makau, yang bisa disaksikan dari atas mercusuar, terbukti ampuh mengusir lelah. Benteng yang dibangun antara tahun 1622 dan 1635 tersebut memiliki pos penjaga, gudang amunisi, dan menara pengawas.

Di atas benteng, selain terdapat mercusuar, juga berdiri bangunan Kapel Guia yang didirikan oleh biarawati dari Ordo Santa Clara dan didedikasikan untuk Bunda Maria dari Salju. Di dalam kapel, Anda bisa menyaksikan lukisan dinding yang diperkirakan dibuat oleh seniman lokal China.

Tahun 1998 hingga 2001, kapel ini pernah direstorasi. Tak tanggung-tanggung, tim ahli dikerahkan untuk mengembalikan lukisan dinding dari periode yang berbeda. Fase lukisan dinding tertua diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Lukisan tersebut menampilkan tema dalam Alkitab berpadu dengan representasi khas China, seperti singa dan awan. Hal ini merupakan bukti sempurna dari semangat harmonis pertukaran budaya Timur dan Barat yang terjadi di Makau.

Di Pulau Taipa, salah satu dari tiga pulau yang berada di Makau, kita bisa menjumpai Museum Rumah Taipa. Lima rumah elegan berwarna hijau dan putih berderet menghadap danau dengan pohon-pohon beringin yang rindang, taman, dan jalur pejalan kaki yang nyaman. Dulu pada permulaan abad ke-20, tempat ini merupakan rumah pejabat administratif kota. Di dalam rumah-rumah ini terdapat berbagai furnitur tiruan gaya China dan Barat, peta, lukisan, foto, pakaian, sarta alat musik dari Portugal.

Tak jauh dari Museum Rumah Taipa terdapat Gereja Bunda Carmel yang dibangun pada awal abad ke-19. Lelah seusai berkeliling di Museum Rumah Taipa, pilihan istirahat yang tepat adalah di halaman depan Gereja Carmel. Selain letaknya di puncak bukit dan menghadap ke Pulau Coloane, di sini terdapat deretan bangku kayu melengkung yang berada tepat di bawah pohon besar yang rindang.

Bagi warga Makau, gereja ini menjadi pilihan favorit sebagai lokasi pembuatan foto pra-pernikahan. Sejarah panjang Portugis di Makau telah meninggalkan banyak jejak sejarah; dari kuliner, budaya, hingga bangunan bersejarah yang seolah telah menyatu di Makau. Kejelian Pemerintah Makau, dengan merestorasi dan merawat jejak-jejak sejarah ini serta mengemasnya, menjadi daya tarik lain bagi wisatawan untuk mengunjungi Makau, selain kasino yang menjadi daya tarik utamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com