Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Jadi Sumber Pendapatan

Kompas.com - 28/06/2012, 02:55 WIB

Batam, Kompas - Ratusan rumah sakit milik pemerintah saat ini menjadi sumber pendapatan daerah. Rumah sakit dipandang bukan sebagai unit layanan kepada masyarakat, melainkan sebagai ”mesin” penghasil pendapatan asli daerah.

Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Asarda) Kuntjoro Adi Purjanto, Rabu (27/6), menuturkan, di seluruh Indonesia kini ada 601 rumah sakit umum daerah (RSUD). Namun, baru 295 RSUD yang berstatus badan layanan umum daerah (BLUD).

”Dengan status itu memungkinkan RSUD mengelola sendiri pendapatannya,” ujar Kuntjoro pada Rapat Kerja Nasional Asarda di Batam, Kepulauan Riau. Rapat itu dibuka Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

Pendapatan RSUD yang belum berstatus BLUD masuk ke kas daerah. Akibatnya, RSUD dipandang sebagai salah satu penghasil pendapatan asli daerah. Jumlah uang masuk ke RSUD dinilai lebih tinggi dibandingkan badan usaha lain di daerah.

”Fenomena ini terjadi di daerah dengan kemampuan fiskal rendah. Bahkan, ada bendahara rumah sakit didekati kepala bagian keuangan daerah, dan uang dari rumah sakit dipakai dahulu untuk membayar gaji anggota DPRD,” ujarnya.

Praktik itu memperburuk kemampuan layanan kesehatan masyarakat di daerah. RSUD tak lagi memiliki dana untuk membayar tagihan obat dan aneka kebutuhan pasien dari pemasok.

”Pemasok tak mungkin memberikan tempo lama. Kalau lama tagihannya tak dibayar, akhirnya rumah sakit dimasukkan daftar hitam dan tidak dapat pasokan. Hal itu menyebabkan ada rumah sakit kehabisan obat,” ujarnya.

Fakta itu hanya salah satu tantangan RSUD. Tantangan itu harus diselesaikan agar RSUD lebih efisien dan bisa bersaing. ”Apalagi sekarang ini pesaing tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri,” tuturnya.

Ali Ghufron menambahkan, industri pelayanan kesehatan dari Malaysia dan Singapura menggarap serius pasar Indonesia. Keseriusan itu dibuktikan misalnya dengan pembangunan rumah sakit yang melebihi kebutuhan domestik. Warga Indonesia berpotensi menjadi pasiennya.

Di sisi lain, warga Indonesia yang mampu juga mencari alternatif layanan kesehatan selain di dalam negeri. (raz)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com