Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Sawinggrai, Nonton Cenderawasih hingga Beri Makan Ikan

Kompas.com - 15/07/2012, 16:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

RAJA AMPAT, KOMPAS.com - Siapa yang tak ingin berwisata ke Raja Ampat? Hampir dipastikan, sebagian besar pecinta wisata bahari pernah bermimpi jalan-jalan ke Raja Ampat. Kepulauan yang terletak di kepala burung Papua itu menyajikan keindahan alam bawah laut maupun atas laut.Tengok saja desa-desa wisata yang ada di Raja Ampat.

Beberapa hari lalu, Kompas.com berkesempatan mengunjungi salah satu desa wisata Raja Ampat, yakni Desa Sawinggrai yang terletak di Distrik Meos Mansa, Raja Ampat, Papua Barat. Perjalanan menuju desa yang terkenal dengan pertunjukkan cenderawasih menari itu terasa menyenangkan.

Untuk mencapai Desa Sawinggrai, Anda dapat berangkat dari Waisai, Ibukota Raja Ampat. Jarak Waisai-Sawinggrai dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2-4 jam, tergantung jenis kapal yang Anda tumpangi. Selain dari Waisai, Sawinggrai dapat juga dicapai dengan menyewa kapal cepat dari Pelabuhan Usaha Mina, Sorong.

Adapun biaya perjalanan dari Waisai ke Sawinggrai, bervariasi tergantung jenis kapalnya. "Kalau numpang perahu masyarakat, Rp 100 ribu, kalau sewa kapal cepat Rp 500 ribu," kata Kepala Desa Sawinggrai, Loius Dimara.

Setelah menginjakkan kaki di Desa Sawinggrai, Anda akan disambut keramahtamahan penduduknya yang menenteramkan hati. Suasana desa yang nyaman dan tenteram membawa kita lari sejenak dari kungkungan rutinitas sehari-hari. Di sana, Kompas.com yang ikut rombongan Adira Beauty X-Pedition, langsung disambut dengan tarian Makakero.

Menurut Loius, tarian tersebut merupakan tarian sambutan untuk menghormati para tamu. Baik anak-anak, wanita, dan pria, bersama-sama menarikan Makakero menyambut tamu yang dianggap penting. Barisan anak laki-laki berada di depan. Mereka membawa panah yang diayun ke kanan ke kiri, atas, dan bawah, sambil bergerak maju seolah membuka jalan untuk barisan wanita yang membawa cawan keramik di belakangnya. Paling belakang, ada barisan pria yang memainkan alat musik dan bernyanyi.

Alunan musiknya, membuat penonton ikut bergoyang! Para penari dan penyanyi Makakero tampak mengenakan pakaian khas Papua Barat. Dalam upacara penyambutan tersebut, para tamu diminta mencelupkan kaki di cawan keramik berisi air bunga yang sudah dibawa penari wanita. "Ini simbol kalau tamu yang datang sudah kita terima, kita hormati," kata Loius.

Cenderawasih Menari

Lalu, apa yang bisa dilakukan wisatawan di Desa Sawinggrai? Menurut Loius, wisatawan yang datang ke Desa Sawinggrai bisa menonton kelincahan burung cenderawasih yang menjadi maskot Papua, menari di habitat aslinya. Pemantauan cenderawasih dilakukan di rumah-rumah kayu yang disediakan. Masyarakat desa telah memetakan lokasi cenderawasih menari dan mencari makan.

Ada empat jenis cenderawasih yang bisa dilihat di Sawinggrai, yakni cenderawasih merah (Paradisaea rubra), cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magfinicus), cenderawasih kecil (Paradisaea minor), dan cenderawasih besar (Paradisaea apoda). Dari empat jenis ini, cenderawasih merah menjadi maskot Desa Sawinggrai.

Loius mengatakan, untuk dapat menikmati tarian cenderawasih tersebut, wisatawan harus rela mendaki bukit Manjai Sawinggrai selama kurang lebih 30 menit. Namun demikian, kelelahan Anda pasti akan terbayar setelah melihat keindahan cenderawasih menari. Atraksi menari ini merupakan ritual kawin burung cenderawasih. Para pejantan akan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokan bulunya untuk menarik perhatian burung betina.

Hanya saja, menurut Loius, atraksi menari cenderawasih tidak dapat disaksikan setiap waktu. Burung cantik itu hanya menari pada pagi hari sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 dan sore hari sekitar 16.00 hingga 17.00.

Selain melihat atraksi burung cenderawasih, wisatawan dapat memberi makan ikan atau melakukan snorkeling di pantai desa Sawinggrai. Ikan-ikan liar di sekitar dermaga tak segan-segan datang berebut makanan di tangan Anda ketika Anda mencelupkan tangan ke dalam air. Sungguh mengesankan!

Penginapan

Jika Anda ingin bermalam, masyarakat di Desa Sawinggrai menyediakan homestay yang dapat disewa. Ada sekitar dua homestay yang dibungun di atas laut di sekitar dermaga. Setiap homestay terdiri dari dua ruangan kamar dan sebuah ruangan besar seperti ruang tamu. Tersedia pula kursi-kursi rotan dan tempat tidur sederhana di setiap homestay yang beratapkan jerami tersebut. Biaya sewanya, cukup terjangkau. Untuk semalam, dikenakan tarif Rp 500 ribu per orang. Harga tersebut sudah termasuk tiga kali makan, memberi makan ikan, snorkeling, dan menonton atraksi cenderawasih.

Makanan yang disediakan pun menggugah selera, seperti ikan, cumi, udang, dan hasil laut lainnya yang diolah sedemikian rupa. Jika berminat, Anda juga dapat mencicipi sagu kelapa yang dibakar dalam cetakan dan rasanya, hmmm... patut dicoba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com