Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sluurp" Pindang Patin

Kompas.com - 21/07/2012, 07:42 WIB

M Clara Wresti dan Pingkan E Dundu

LIBUR sekolah tidak harus dihabiskan dengan berlibur ke tempat wisata. Liburan sekolah juga bisa dipakai untuk berwisata kuliner. Wawasan bertambah, rasa cinta Tanah Air mengental, perut kenyang, hati pun tenteram.

Menikmati kuliner khas Palembang di akhir liburan sekolah ini bisa menjadi aktivitas yang menarik dilakukkan bersama keluarga. Palembang kaya akan kulinernya. Ada beragam kuliner khas Palembang yang menambah kekayaan budaya kuliner Indonesia.

Kuliner khas Palembang memang sudah sangat terkenal di Jakarta. Sebut saja pempek. Banyak restoran, warung, dan tempat makan menawarkan pempek sebagai menu utamanya. Begitu terkenalnya, pempek kini juga dijual dengan gerobak masuk keluar kampung, dan di KRL ekonomi.

Namun, kekayaan kuliner Palembang bukan hanya pempek, tekwan, atau kerupuk kemplang. Pernahkan mencoba pindang ikan patin palembang, atau pepes patin tempoyak?

Jika belum, pergilah ke Pondok Wong Palembang di Jalan Veteran 1, Jakarta Pusat, atau ke Restoran Sari Sanjaya yang cabangnya bisa ditemui di Kelapa Gading, Casablanca, dan Alam Sutera (Tangerang Selatan).

Pindang ikan patin palembang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pindang ikan bandeng betawi. Namun, kuah pindang ikan palembang tidak sepekat pindang betawi. Lagi pula ikan yang dipakai untuk pindang palembang lebih bervariasi. Bisa ikan patin, ikan belida, ikan gabus, ikan baung, bahkan ada juga pindang iga sapi dan pindang udang.

”Pindang itu harus memakai ikan sungai, bukan ikan ternak atau ikan laut. Rasanya berbeda,” kata Mimie (47), pemilik Pondok Wong Palembang.

Menurut Mimie, kalau ikan ternak, biasanya daging ikan beraroma pur (makanan ikan) dan tanah. Adapun kalau memakai ikan laut sering terasa amis.

Di pondoknya itu, Mimie mengaku pindang patin menjadi menu favorit pelanggannya. Sehari, minimal dia menjual 200 porsi pindang patin. ”Mungkin karena ikan patin yang saya pakai ini memang ikan sungai yang didatangkan dari Palembang. Jadi rasanya lebih gurih,” jelas dia.

Pindang patin mempunyai kemiripan rasa dengan pindang bandeng betawi. Asam, pedas, dan manis. Namun, pindang patin mempunyai aroma yang lebih berwarna karena kuah pindang diberi daun kemangi, irisan nanas, dan tomat hijau. Harum daun kemangi yang kuat memberikan cita rasa yang lebih mengundang selera makan.

Pindang patin disajikan dalam tiga pilihan berdasarkan selera, yakni bagian kepala, badan, dan ekor. Banyak konsumen yang lebih memilih bagian badan atau ekor karena tidak repot menyantapnya.

Namun, bagi pencinta tantangan ikan tentu akan memilih bagian kepala. Untuk ikan patin, daging di bagian kepala memang tidak terlalu banyak. Namun di bagian kepala menumpuk lemak yang sangat lembut dan gurih. Kelembutan lemak ikan ini terasa semakin nikmat dipadu dengan kuah asam pedas beraroma kemangi.

Kerepotan memisahkan tulang dengan lemak yang ada di kepala ikan patin seolah bukan halangan untuk menyantap kepala ikan itu. Kerepotan itu langsung terobati begitu lemak ikan bisa terisap...sluurp...sluurp...hmm...enaknya.

Tempoyak

Di Restoran Sari Sanjaya, selain pindang, ikan patin juga bisa dinikmati dengan tempoyak. Tempoyak, dibuat dari daging durian yang difermentasi. Rasanya asam dan sangat menusuk. Pepes ikan patin tempoyak, rasa tempoyak tidak terlalu tajam karena dicampur dengan bumbu antara lain lengkuas, kunyit, jahe, serai, daun jeruk purut, dan daun salam.

Mengonsumsi tempoyak ikan patin harus berhati-hati karena di dalamnya diberi cabai rawit. Bagi mereka yang belum terbiasa jangan dipaksakan. Bisa muncul rasa mual dan pusing saat menikmati menu ini dalam jumlah banyak.

Sebaliknya, bagi mereka yang menyukai tempoyak ikan patin, nafsu makan pasti akan bertambah.

Tidak hanya pindang dan tempoyak ikan patin budaya kuliner yang dikenalkan Sari Sanjaya dan Pondok Wong Palembang. Di kedua restoran tersebut pengunjung bisa mencicipi pempek panggang, pempek lenggang, tekwan, celimpungan, mi celor, rujak mi, pangsit ikan, model, mi tumis, laksa, dan sebagainya.

Selain itu, untuk mengisi waktu menunggu datangnya makanan utama, pengunjung bisa menikmati penganan ketan duren, talam ubi, talam pisang, atau talam srikaya.

Di Pondok Wong Palembang juga terpasang gambar baju adat Palembang dalam ukuran yang cukup besar. Selain itu ada juga foto deretan pasangan bujang dan gadis Palembang yang mengenakan kain songket palembang beraneka motif. Dengan gambar-gambar ini, pengunjung pun mendapat tambahan wawasan mengenai kekayaan budaya Palembang selain kuliner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com