Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Harus Dilakukan 18 Jam di Perancis

Kompas.com - 15/08/2012, 16:04 WIB

Tentu saja tak semuanya suka dengan perubahan ini. Tetangga saya misalnya, saat melihat taman dan gedung olah raga diperbolehkan untuk ibadah, protesnya luar biasa pada saya.

‘Kamu lihat tidak dari atas terasmu, tadi malam taman depan tempat tinggal kita penuh wanita tertutup, sampai muka-mukanya… lalu tiap malam saya dengar mereka kumpul nyanyi-nyanyi, entah apa itu, yang saya tahu sekarang adalah Ramadhan, kan mestinya tak boleh dipakai milik pemerintah’.

Tentu saja saya geli, karena dirinya mengadu kepada yang justru salah satu pengunjung tempat yang diprotesnya. Dengan sungkan saya terangkan, jika saya pun pernah ikut berbuka puasa di sana, atau tarawihan. Bahkan tahun lalu  saya sampai ke masjid besar di Montpelliernya.

Tetangga wanita saya itu sampai terbelalak ketika tahu, saya adalah muslim. Dirinya  heran, karena dipikir mengapa wajah saya tak ditutup seperti wanita muslim lainnya? Dan jadilah obrolan melebar kepada penerangan bagi wanita tersebut mengenai pilihan berpakaian dan agama yang saya anut. Saya pikir sikapnya akan berubah setelah tahu jika saya Islam, yang ada malah saat kami berpapasan, dirinya bertanya kondisi saya, jika saya baik-baik saja menjalankan puasa dengan panasnya cuaca yang menyengat.

Berpuasa di suatu negara yang tak berpijak kepada agama, tantangannya memang lebih besar. Tahun ini, saya tak mendapatan rezeki waktu untuk menikmati indahnya menjalankan ibadah ramadan, di kampung halaman, bersama saudara seiman.

Puasa di Perancis tentu saja sudah sering saya jalani. Hanya semenjak jatuh di musim panas (Juli-Agustus), kami sekeluarga biasanya menjalani rukun Islam yang ketiga itu di Indonesia. Karena bertepatan dengan liburan sekolah anak-anak dan alasan lain, karena tahu puasa di musim panas….bukan hanya hawa panasnya itu yang berat tapi pemandangan saat iklim panas, juga kerap menggoda mata.

Delapan belas jam adalah waktu perkiraan untuk menahan haus dan lapar juga mengendalikan emosi diri. Saya yang berada di Perancis selatan harus ikhlas dengan dengan suhu rata-rata sekitar 35 derajat hingga 40 derajat. Hawa yang panas bukan? Musim panas di Perancis tak sama dengan iklim panas di negara tropis, seperti Indonesia yang lembab.

Di sini musim panas, matahari seolah di atas kepala kita, menyerang, sakit sekali. Dan yang membuat badan tak enak adalah gelombang hawa panas yang datang. Menyusup dalam ruangan, membuat tubuh bagaikan dehidrasi. Maklum, kebanyakan memang kediaman di Perancis tak mengenal AC. Karena tujuh bulan dalam setahun, cenderung kepada pemanas ruangan.

Iklim di Perancis selatan, seperti kota saya Montpellier memang tak bisa disamakan dengan daerah di Perancis lainnya, jumlah waktunya pun berbeda, dalam berpuasa. Ya… layaknya di Indonesia lah, ada bagian daerah yang mataharinya terbit lebih belakangan dan terbenam lebih dahulu. Kalau kota, saya kebalikannya, terbit sang raja sinar lebih dahulu dan tenggelamnya belakangan. Magrib tiba saat jarum jam hampir mendekati angka sepuluh dan tarawih baru bisa dilaksanakan satu jam menjelang tengah malam.

Jujur, namanya juga manusia, rasa ragu itu ada. Saya bertanya-tanya, mungkin nggak ya, puasa dengan tantangan iklim bisa saya jalani dengan khusyuk? Dan bisakah, si sulung Adam, ikut menikmati ibadah ini, tanpa mengganggu kesehatannya?

Otak adalah mesin paling canggih yang dibuat oleh Tuhan. Niat yang memerintahkan kepada mesin tersebut terbukti memang. Delapan belas jam, Alhamdulillah bisa kami jalani sekeluarga, layaknya berpuasa di musim lainnya. Tak usahlah mengambil contoh kepada saya, karena wajar saya ini kan sudah dewasa, dan berpuasa sejak cilik di Indonesia. Namun anak kami yang paling besar, yang membuat orang tuanya haru.

Dirinya memang sejak usia sepuluh tahun sudah mulai berpuasa penuh, dengan jumlah waktu di tanah kelahiran ibunya, dan suasana Ramadhan yang kental dari lingkungannya. Namun tahun ini, tak ada acara kesukaannya sambil bersahur. Ayam goreng empuk ‘Suharti’ tak bisa dia cicipi agar nafsu makannya bertambah.

Alhamdulillah, dengan tenang dia jalani sahur, sesuai irama ibunya yang menyiapkan menu sahur sistim cepat. Dua sandwich dengan isi yang berbeda, begitu nafsunya dia makan. Segelas susu hangat yang dihidangkan ibunya, diteguknya setelah mencium pipi saya sambil mengucapkan, "Terima kasih mamah".

Berwudhu dan shalat subuh bersama, ditunggunya dengan sabar. Meskipun dirinya sempat berkali-kali mengenang, ‘ahhhh kalau di rumah kita di Jakarta, nunggu subuh sambil liat acara lucu-lucu ya mah di tv, lalu sepuluh menit sebelum subuh, sama papa ke masjid deh, shalat di sana…di sini sedih ya mah, tidak bisa..’

Tentu saja, hal ini kerap membuat saya jadi berkaca-kaca. Bukan hanya karena tak selalu bisa menghadirkan keindahan Ramadhan buat dirinya di rumah kami di Indonesia, namun justru karena, buah hati saya masih bisa mengenang nikmatnya berpuasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com