Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Kuliner Tempo "Doeloe" di Gresik

Kompas.com - 23/11/2012, 19:54 WIB

Oleh Adi Sucipto Kisswara

Kawasan kota lama Gresik seperti Jalan Wakhid Hasyim, Raden Santri, Basuki Rachmat, HOS Cokroaminoto, Jalan Nyi Ageng Arem-arem, dan Kampung Kemasan layak menjadi kawasan wisata pusaka Indonesia. Di sana ada sejumlah bangunan kuno berusia satu abad yang masih terpelihara.

Dari sisi nonfisik, seni tradisi—seperti macapatan, pencak macan, kedungdangan, dan seni lukis damar kurung—bisa menjadi magnet untuk menarik pengunjung.

Peserta temu pusaka Indonesia 2012 dan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) yang berkunjung ke Gresik Kota Lama, beberapa saat lalu, menilai Gresik layak menjadi kawasan wisata heritage (pusaka) Indonesia. Banyak bangunan di Gresik yang berdiri sejak tahun 1898 dan 1900-an.

Dalam jelajah pusaka Gresik (Gresik Heritage Trail), selain melihat seni arsitektur tempo dulu, peserta juga bisa menikmati kesenian tradisi Gresik, seperti pencak macan dan kedundangan. Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim pun mengenakan pakaian khas tempo dulu dan ikut menari bersama wisatawan asing.

Mereka juga dihibur dengan penampilan Abdur Rachman Chadery—disapa Amang Genggong—yang piawai memainkan harmonika. Cak Amang membunyikan harmonika tanpa handle dengan tiga suara sekaligus memeragakan gerakan pencak silat.

Peserta jelajah dan masyarakat Gresik bisa menikmati sajian kuliner Gresik tempo dulu dan makanan khas Gresik lainnya. Ibu-ibu yang berjualan lesehan pun mengenakan pakaian tempo dulu. Menu yang disajikan di antaranya sego krawu, endoek lompoer, sego roomo, icak-icak, kupat ketheg, masin keroepoek, arang-arang kambang, boeboer wadoek, oeboes, joewada-joeboeng, lepet sriekaya, dan loewo.

Jadi prototipe

Upaya pelestarian budaya tradisi dan bangunan kuno di Gresik akan dijadikan prototipe pelestarian pusaka. Pola sinergi antara Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik (Mata Seger), pemilik bangunan kuno, warga sekitar, komunitas seni tradisi, perusahaan, dan pemerintah dinilai BPPI unik dan bagus. Tokoh-tokoh BPPI yang ikut Jelajah Pusaka Gresik antara lain Hashim Djojohadikusumo, Pia Alisjahbana, Heri Achmadi (anggota DPR), I Gede Ardhika (mantan Menteri Pariwisata era Abdurrahman Wahid), dan Luluk Sunarto.

Bangunan kuno di Gresik dinilai lebih menarik dibanding daerah lain di Indonesia. Kesenian tradisionalnya masih terpelihara, seperti pencak macan. Pelibatan kaum ibu menyajikan masakan tempo dulu. Kuliner khas Gresik juga diapresiasi.

Ketua Gresik Heritage Trail (Jelajah Pusaka Gresik) Kris Adji AW menyatakan kawasan Gresik Kota Lama layak masuk kawasan wisata pusaka. Upaya melestarikan aset cagar budaya dan seni tradisi dibangun dengan melibatkan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. ”Warga mau mengecat sendiri bangunan kuno miliknya dan terbuka bagi peserta,” ujarnya. Kini terdata sekitar 350 dari 600-an bangunan kuno.

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto sepakat agar bangunan kuno yang ada dan bernilai sejarah dilestarikan. Kalaupun dipugar tidak mengubah bentuk aslinya. Ia menceritakan bahwa Gresik adalah kota dagang yang sudah tua. ”Terbukti saat itu ada syahbandar sekaligus pedagang besar dari Gresik, Nyai Ageng Pinatih,” ujarnya.

Sisa kota lama juga dapat dilihat dari peninggalan beberapa rumah buatan tahun 1800 hingga 1911. Gaya arsitektur dan ornamen banyak yang masih asli, hanya sebagian saja yang sudah direnovasi, termasuk jadi rumah tinggal dan tempat usaha.

Kejayaan masa lalu

Gresik merupakan kota pelabuhan dan perdagangan yang berkembang sejak Nusantara menjadi titik simpul perdagangan internasional di kawasan timur Asia. Hal itu menyebabkan Gresik tumbuh dan berkembang dengan masyarakat multikultural dan multietnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com