“Nyanyian ini dinyanyikan mulai kita hidup sampai mati ada semua di situ. Kita mengerjakan panen jagung untuk dilihat, itu persatuan masyarakat di kampung seperti ini. Kita terpisah-pisah tetapi dikasih kumpul menjadi satu,” jelas Mangga, Perdana Menteri Lembaga Adat Karampuang.
Di bagian akhir ritual, para peserta menutup acara dengan saling melempar tebak-tebakan. Dimulai dengan tebak-tebakan dari Mangga.
“Terbang bukan burung, menyala bukan api,” seloroh Mangga kepada para peserta termasuk Kamga.
“Gatotkaca, pesawat terbang, Matahari... nyerah saya. Jawabannya apa, Pak?” ujar Kamga sambil tertawa.
“Pepe, kunang-kunang,” jawab Mangga, disambut tawa.
Kamga pun tak mau kalah, tebakan lalu dilayangkan.
“Bapak, apa nih, Pak, ya... kecil, putih, lembek, terus kalau dipukul bangunin orang sekampung?” tanya Kamga.
“Bulan?” jawab Mangga, namun tidak tepat.
“Bukan, Pak, jawabannya... nasi nempel di pentungan, Pak, pentungan dipukul... bangunin sekampung,” ujar Kamga sambil tertawa.
Mau tahu lebih lanjut keseruan Kamga di Kawasan Adat Karampuang? Saksikan "Explore Indonesia" bersama Kamga pada Selasa (19/2/2013), pukul 21.00 WIB di Kompas TV. (Kompas TV/ Anjas Prawioko/ Amelia Tagaroi/ Adelia Devita)
Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.