"Ketegangan hubungan diplomatik Indonesia-Australia sama sekali tidak memengaruhi turis asal negeri Kanguru itu untuk liburan ke Pulau Dewata," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa di Denpasar, Senin (2/12/2013).
Namun BPS baru mencatat kunjungan wisatawan Australia ke Bali pada bulan Oktober 2013 atau sebelum terjadinya ketegangan hubungan diplomatik.
"Masyarakat Australia telah menjadikan Bali sebagai rumahnya yang kedua sehingga mereka tetap berwisata ke Bali meskipun ada larangan dari negaranya untuk berhati-hati ke Indonesia," ujar Gede Suarsa.
Pengamat pariwisata, Made Sudana dalam kesempatan terpisah menilai, ketegangan hubungan diplomatik Indonesia-Australia sama sekali tidak memengaruhi turis Australia berlibur ke Bali.
"Masyarakat Australia dalam berwisata ke Bali merasa aman-aman saja. Peringatan Pemerintah Australia kepada warganya yang berkunjung ke Indonesia itu wajar-wajar saja karena pemerintahan mana pun akan mengeluarkan peringatan serupa jika bermasalah dengan negara lain," ujarnya.
Menurut Gede Suarsa, kunjungan wisatawan Australia ke Bali sebanyak 668.898 orang selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2013 atau menurun 16,38 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 799.897 orang.
"Australia menempati urutan teratas dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali yang memberikan andil sebesar 25,03 persen dari total turis ke Bali sebanyak 2,67 juta orang selama sepuluh bulan pertama 2013," tambah Gede Suarsa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.