Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi dari Surabaya, Senin (15/9/2014), mengemukakan kegiatan Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang telah memasuki tahun kedua merupakan ajang untuk menggerakkan roda pariwisata dan industri kreatif daerah.
Festival ini juga merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya untuk mengeksplorasi potensi kekayaan batik lokal.
"Saat daerah lain semangat membawa tema budaya luar atau global ke tingkat lokal, Banyuwangi justru ingin membawa tema budaya lokal ke tingkat global, salah satunya melalui BBF ini," katanya.
Di Banyuwangi, lanjut Anas, pihaknya ingin menampilkan batik tidak hanya menjadi penanda, namun sebuah kebanggaan yang berujung pada kesejahteraan para pelaku industri tersebut. Apalagi, batik tidak lagi dianggap bagian dari gaya lama, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini.
"Tren seperti ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan acara maupun aspek ekonominya," katanya.
Mengenai motif "Kangkung Setingkes" yang diangkat pada BBF tahun ini, Anas mengatakan motif tersebut menjadi salah satu dari 44 motif batik Banyuwangi yang paling mudah ditemui, setelah motif "Gajah Oling" yang menjadi tema BBF 2013.
Menurut rencana, BBF 2014 dirangkai dengan lima agenda sekaligus, yakni lomba desain motif batik, lomba busana batik yang melibatkan 28 desainer Banyuwangi, lomba mencanting, peragaan busana, serta pameran promosi wisata dan batik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.