Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Jernih dan Pasir Putih Pantai Bambarano

Kompas.com - 24/10/2015, 08:46 WIB
SUDAH hampir 20 menit berendam di laut, Atum (50) sejenak ke naungan sebatang pohon. Ia membangunkan istrinya. Namun, si istri tak menggubris. Begitu tak ditanggapi, pengunjung asal Palu, Sulawesi Tengah, itu kembali berenang bebas di perairan pantai.

Sebelum kembali menikmati air laut, ia sempat berujar kecil, ”Sayang kalau tak berenang. Air laut jernih, pasir putih halus,” kata Atum. Tak hanya di pinggiran, ia berenang hingga ke jarak 20 meter dari garis pantai.

Hari Minggu (27/9/2015) siang itu ada sekitar 100 pengunjung di hamparan pasir putih Pantai Bambarano. Kebanyakan datang dari Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Ada yang asyik berenang, ada pula yang cuma jalan-jalan sambil berpose dengan gawai.

Pantai Bambarano berlokasi di Desa Sabang, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, sekitar 150 kilometer dari Palu. Dari jalur Trans-Sulawesi poros Palu-Tolitoli, pengunjung melintasi jalan beraspal di tepi pantai.

Luas kawasan wisata pantai itu 1 hektar dengan hamparan pasir putih halus. Berbagai jenis pohon khas pesisir berdiri kokoh di pantai. Pepohonan itu berfungsi semacam gazebo alami.

Pantai Bambarano sangat jernih. Tidak ada lumpur, tidak ada rerumputan, dedaunan, ataupun sampah terapung yang mengganggu pengunjung menikmati laut.

Pengunjung bisa berenang hingga ke jarak 50 meter arah laut lepas Laut Sulawesi, terutama sebelum pukul 11.00 Wita saat air masih surut. Karena dangkal, hamparan pasir putih jelas terlihat.

”Jauh-jauh dari Palu, tetapi saya puas menikmati pantai ini,” tutur Atum.

Dengan gulungan ombak yang tidak terlalu tinggi, Bambarano menjadi tempat ideal untuk berenang. Kawasan wisata itu terletak di teluk yang dikelilingi gunung dengan hutan lebat.

Pengunjung yang memilih untuk tidak berenang pun tetap terpukau dengan pemandangan. ”Saya tidak berenang, tetapi sudah puas dengan pemandangan hamparan laut yang tembus sampai ke dasarnya,” ujar Sari Marji (24), pengunjung asal Kabupaten Sigi, Sulteng.

Ia menghabiskan waktu dengan berpose di depan kamera di pinggir pantai bersama tiga temannya.

Di pantai itu ada juga gugusan batu karang yang menghitam. Ada yang menjulang hingga 10 meter. Tidak sedikit pengunjung yang beristirahat di puncak batuan tinggi itu sekaligus menikmati pemandangan ke arah teluk.

Bebatuan itu kerap dijadikan latar berfoto. Dengan tekstur mirip relief, berfoto di depan batuan melengkapi asyiknya berwisata

Pantai Bambarano sudah lama berkembang sebagai obyek wisata. Namun, gema tempat wisata
itu tidak ”senyaring” keindahannya.

Belum banyak tulisan ataupun foto yang disajikan di internet atau tempat promosi seperti bandara untuk memasarkan. Hanya ada beberapa foto yang diunggah pengguna Instagram.

Obyek wisata itu baru ramai disambangi pengunjung satu tahun belakangan. Dengan sumber yang terbatas di internet, promosi wisata hanya disebarkan dari mulut ke mulut.

Pantai Bambarano dikelola masyarakat setempat. Petugas mengutip tarif masuk Rp 2.000 per pengunjung.

Tanpa fasilitas

Namun, sejumlah fasilitas penunjang tempat wisata belum ada di pantai itu, termasuk rumah makan. Lebar jalan masuk ke pantai juga kecil, hanya sekitar 2 meter.

Saat dua mobil berpapasan, salah satunya harus mundur lagi untuk mencari titik yang agak lebar. Itu dilakukan untuk memberikan jalan mobil yang berpapasan.

Melan Ali (23), pengunjung asal Palu, menyatakan, fasilitas-fasilitas standar wisata harus ada di Pantai Bambarano. ”Keindahan wisata ini jangan disia-siakan,” ujarnya.

Pengembangan Pantai Bambarano, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Donggala Ismail, menjadi perhatian pemerintah. Instansinya bekerja sama dengan masyarakat setempat akan membangun sejumlah gazebo.

”Dari aspek promosi, kami sudah menyiapkan rencana kerja untuk ikut dalam berbagai pameran wisata. Saat ini brosur tentang Pantai Bambarano mulai diedarkan,” ujarnya.

Perjalanan ke Pantai Bambarano ditemani dengan pemandangan khas wilayah pesisir. Rute ini dihiasi pepohonan kelapa yang rata-rata tinggi menjulang. Di tepi jalan banyak tempat pemanggangan kelapa.

Di jalan, kadang ditemui gerobak yang ditarik sapi bermuatan kelapa. Gundukan kopra pun tidak jarang ditebar di pinggir jalan.

Deru gelombang tinggi Laut Sulawesi turut membuat perjalanan berwarna. Di beberapa titik, jalan raya persis terletak di tepi pantai.

Pengunjung juga dapat menikmati hawa sejuk Danau Talaga yang berlokasi sebelum Pantai Bambarano. Lokasi danau persis di tepi jalan. Danau itu dikelilingi gunung. Muara danau dapat dijangkau dari Pantai Bambarano dengan jarak tempuh 1 kilometer. (Videlis Jemali)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com