Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2016, 13:03 WIB
|
EditorNi Luh Made Pertiwi F

PALOH, KOMPAS.com - Perhelatan Festival Pesisir Paloh (FESPA) 2016 berakhir sudah. Ajang pesta rakyat dalam ragam nuansa hiburan yang digelar pada 18-20 Agustus 2016 ini, menyisakan pekerjaan rumah bersama di balik perhelatannya.

Festival yang dilatarbelakangi konservasi dan perlindungan terhadap Penyu tahun ini, diharapkan bisa mewujudkan komitmen bersama antara masyarakat, lembaga konservasi, stakeholder, dan pemerintah daerah.

Dipusatkan di Dusun Ciremai, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, festival yang kali kelima digelar itu mendapat sambutan dan antusias dari berbagai pihak.

Wakil Bupati Sambas, Hairiah, secara khusus mengapresiasi WWF-Indonesia sebagai lembaga yang menginisiasi FESPA dalam upaya melindungi penyu dari kepunahan. Potensi pesisir pantai sepanjang 63 kilometer dan berbatasan langsung dengan negara Malaysia, merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia.

"Pemerintah Kabupaten Sambas saat ini sudah membidik potensi penyu di pesisir Paloh sebagai ikon pariwisata. Kita perlu komitmen bersama dari semua pihak agar satwa ini tetap dijaga kelestariannya," ujar Hairiah, saat pembukaan Fespa di Dermaga Ciremai, Kamis (18/8/2016) lalu.

Penyu merupakan satwa purba yang dilindungi undang-undang. Harapan besar terkait adanya rencana aksi nasional perlindungan penyu juga menjadi salah satu fokus yang diharapkan terwujud dari kegiatan ini di Indonesia.

"Jika rencana aksi nasional sudah terwujud, secara otomatis akan mempercepat rencana aksi daerah, khususnya di Sambas. Saya secara pribadi sudah belasan tahun berkampanye kepada warga agar tidak makan telur penyu, berkampanye stop makan telur penyu. Jadi, saya mengajak seluruh masyarakat untuk berhenti mengonsumsi telur penyu dan mulai menyanyi serta melindungi penyu dari kepunahan," ujarnya.

Secara khusus, Hairiah meminta aparat berwenang untuk lebih giat bekerja melindungi penyu sebagai bagian dari upaya penegakan hukum. Seluruh elemen masyarakat juga harus ambil bagian melestarikan penyu.

Senada dengan Hairiah, Wakil Ketua DPRD Sambas, Misni Safari mengatakan, Festival Pesisir Paloh ini adalah momentum untuk mengikat komitmen semua pihak guna bersama-sama melestarikan penyu sebagai anugerah Tuhan yang dititipkan di tanah Paloh. Potensi pesisir Paloh yang begitu besar sesungguhnya dapat dijadikan sebagai kawasan ekowisata.

“Kerja sama semua pihak sangat menentukan masa depan pesisir Paloh sebagai habitat peneluran penyu,” kata Misni.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+