Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pembangunan "Eco Resort" di Pulau Bawah

Kompas.com - 30/11/2016, 07:08 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Untuk sumber energi dan pembangkit listrik, PT Pulau Bawah menggunakan energi terbarukan dari angin dan sinar matahari. Pengadaan air bersih juga diambil dari berbagai proses termasuk rainwater harvesting.

"Kami ada tujuh tempat untuk rainwater harvesting. Kami juga melakukan penyulingan air laut sehingga banyak sumber selain pompa air di bawah tanah," jelasnya. 

Ekosistem

Melihat Pulau Bawah yang eksotis bak surga ini, tentu ada rasa khawatir tentang keberlangsungan ekosistem asli. Pulau Bawah dipenuhi hutan tropis yang jadi habitat aneka flora dan fauna. Perairan Kepulauan Anambas pun telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dan Taman Wisata Perairan (TWP). Oleh karena itu, aktivitas memancing dan eksploitasi perairan sangat dilarang di kawasan ini.

"Resor pun dibangun sedemikian rupa sehingga tidak merusak ekosistem asli yang ada di sini. Sepanjang pembangunan kami membuat jalur angkut yang dibatasi pagar bambu, agar material bangunan tidak tercecer ke tanah," papar Bala.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Panorama perairan Pulau Bawah di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Riau.

Perairan di sekitar Pulau Bawah lebih tidak bisa diganggu-gugat. Salah satu sisi Pulau Bawah juga merupakan hutan bakau yang sangat alami, dan menjadi habitat biawak. Pada pagi hari, perairan di sekitar hutan bakau tersebut dilintasi banyak anak hiu.

Salah satu laguna, yang disebut Bala sebagai 'sungai' karena bentuknya yang memanjang, menjadi habitat ikan pari. Saat snorkeling keesokan harinya, salah satu wartawan melihat penyu di dekat dermaga.

Kampung Pekerja

Total ada 37 Water Villa dan Tent Villa yang tengah dibangun di Pulau Bawah. Semua dibangun dengan konsep ramah lingkungan, menggunakan bambu dan batang kelapa.

Ada juga sebuah beach bar, perpustakaan, satu lagi bar di bagian atas pulau, fasilitas spa, juga infinity pool. Namun selain itu, yang membedakan Pulau Bawah dengan resor mewah lainnya adalah Kampung Pekerja yang terletak di bagian belakang resor.

"Kampung Pekerja atau Staff Village menjadi tempat tinggal pekerja. Mulai dari kamar tidur dan kamar mandi, kantin, tempat beribadah, sampai klinik," tutur Bala.

Pria itu melanjutkan, nantinya ada 150 kasur yang terbagi dalam beberapa kamar. Satu kamar bisa berisi empat, dua, atau satu kasur tergantung posisi si pekerja. Namun, nantinya wisatawan yang menginap juga bisa ikut membaur dengan pekerja. 

"Bahkan kalau mau makan masakan khas Indonesia, mereka bisa ikut makan di kantin," tambahnya.

2.500 dollar AS per malam?

Bala maupun Aji belum membocorkan berapa publish rate yang akan berlaku di Pulau Bawah. Namun bocorannya, harga per malamnya akan mencapai 2.500 dollar AS (Rp 33 juta) per malam dengan minimum stay empat hari tiga malam. 

"Nanti akan kami kondisikan apakah ingin menginap tiga hari dua malam. Harganya nanti akan all in. Tamu dijemput di Batam dan naik seaplane langsung mendarat di dermaga Pulau Bawah. Harga tersebut juga termasuk semua makanan dan minuman (kecuali alkohol) dan welcome spa. 

DOK. PT PULAU BAWAH Tent Villa dari resor Pulau Bawah di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Bala menuturkan, meski belum resmi dibuka, ada beberapa tamu khusus yang sudah booking untuk menginap di Pulau Bawah.

"Salah satunya pesepakbola Inggris. Masih rahasia pokoknya," tambah dia

Selain tamu dan para pekerja, wisatawan dilarang masuk ke Pulau Bawah. Jika ingin melihat langsung keindahan pulaunya, Anda bisa menyewa kapal dari Tarempa (ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas) dan bersandar di perairan Pulau Bawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com