Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sakura Jadi Bagian Penting Budaya Jepang? Dulu Penanda Waktu Tanam Padi

Kompas.com - 27/04/2020, 15:28 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat bunga sakura mekar di Jepang, masyarakat dari berbagai usia dan pekerjaan berkumpul untuk menyaksikan bunga sakura atau disebut hanami.

Mereka berkunjung ke taman-taman, mengadakan piknik besar yang disebut dengan hanami, dan menikmati makanan khusus bertemakan bunga yang mekar.

Baca juga: Bunga Sakura Tumbuh dengan Indah di Tengah Wabah Virus Corona

Bahkan, terdapat ramalan cuaca khusus berisi informasi kapan bunga akan mekar di daerah mereka supaya tidak ketinggalan melihatnya.

Walaupun pada 2020 ini, mekarnya sakura tak bisa dilihat secara langsung mengingat adanya pandemi corona (Covid-19).

Baca juga: 4 Festival Bunga Sakura di Jepang yang Dibatalkan akibat Corona

Namun, mengapa orang-orang rutin menyaksikan bunga sakura mekar, dan mengapa sakura istimewa untuk budaya Jepang?

Apa itu sakura?

Sakura di Kyoto, JepangRaul3chez from Pixabay Sakura di Kyoto, Jepang

Mengutip BBC, Senin (6/4/2020), sakura merupakan nama dalam bahasan Jepang untuk bunga yang tumbuh di pohon sakura.

Bunga-bunga tersebut mekar setahu sekali. Jenis bunga paling populer adalah Somei Yoshino yang menghasilkan bunga berwarna pink pucat.

Melansir Live Japan, Jepang merupakan rumah dari lebih dari 200 jenis pohon sakura. Baik yang tumbuh secara liar maupun yang dibudidayakan.

Pohon sakura dapat memiliki variasi warna bunga, jumlah kelopak, bentuk cabang, ukuran bunga, dan lain-lain.

Namun, bunga sakura berwarna pink yang memiliki lima kelopak bunga adalah representasi khas bunga tersebut.

Osaka Castle yang berdiri megah seiring dengan mekarnya SakuraDok. Shutterstock Osaka Castle yang berdiri megah seiring dengan mekarnya Sakura

Kapan bunga sakura mekar?

Berada di antara musim dingin dan musim panas yang terik, musim sakura merupakan tanda awal musim semi di Jepang.

Bunga-bunga cantik tersebut mekar di seluruh Jepang. Dimulai dari selatan Jepang di Okinawa sekitar bulan Januari atau Februari, kemudian bergerak menuju utara, dan berakhir di puncak Hokkaido pada Mei.

Waktu yang tepat untuk menikmati bunga tersebut adalah sekitar bulan Maret hingga April. Namun, bunga sakura hanya mekar untuk periode waktu yang cukup singkat. Yakni sekitar 1 – 2 minggu saja.

Oleh karena itu, orang-orang sangat mengikuti ramalan cuaca khusus bunga sakura untuk mengetahui kapan bunga akan mekar (kaika), dan kapan mereka akan mekar secara penuh (mankai) sebelum menghilang.

Kapan perayaan dimulai?

Bunga sakura merupakan bagian besar dari budaya dan sejarah negara Jepang. Pada zaman dahulu, para petani kerap menggunakan bunga sakura yang mekar guna mengetahui waktu untuk menanam padi.

Bunga tersebut dianggap sebagai representasi dari musim semi, harapan, keindahan, dan kehidupan baru. Dalam sejarah Jepang, melihat bunga sakura pertama kali dimulai pada periode Nara (710 – 794).

Namun, Kaisar Saga dan Imperial Court mulai mengadakan piknik dan pesta menyaksikan bunga, disebut dengan hanami, sekitar peiode Heian (794 – 1185).

Sejak saat itu, kepopuleran kegiatan tersebut menyebar ke samurai dan rakyat biasa. Hal tersebut membuatnya menjadi sebuah tradisi yang dirayakan setiap tahun.

Semakin banyak pohon yang ditanam untuk mendorong kegiatan piknik. Penyair dan musisi juga menuliskan keindahan mereka.

Mulai dari situlah bunga sakura telah digunakan dalam lagu-lagu, militer, anime, seni, dan bahkan menjadi dasar untuk maskot baru Paralympics Tokyo 2020 yaitu “Someity”.

Ilustrasi bunga sakura di sekitar Sungai Yamazaki, Nagoya, Jepang. SHUTTERSTOCK/NONCHANON Ilustrasi bunga sakura di sekitar Sungai Yamazaki, Nagoya, Jepang.

Bagaimana orang-orang merayakannya?

Banyak orang berbondong-bondong mengunjungi taman yang dipenuhi dengan pohon sakura. Mereka mengadakan piknik atau perayaan hanami di bawah pohon bersama keluarga dan kerabat.

Kendati demikian, kegiatan tersebut bisa menjadi sangat kompetitif. Semua orang ingin mendapatkan tempat yang terbaik. Maka dari itu, sebagian orang dengan cepat menaruh tikar piknik mereka.

Banyak sekali perusahaan makanan dan minuman yang membuat produk khusus bertemakan bunga sakura. Baik dari bentuk, warna, atau rasa bunga sakura. Pakaian tradisional seperti kimono juga memiliki gambar sakura.

Orang-orang dari seluruh dunia juga menikmati kunjungan ke Jepang selama musim sakura untuk merayakan musim semi, dan berfoto dengan bunga.

Hal tersebut diamini oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang mengimbau warganya untuk lebih waspada saat berada di tempat umum, terlebih lagi jika tempat tersebut penuh.

“Cuci tangan yang sering dan menyeluruh, berhati-hati agar tidak menyentuh mulut, mata, dan hidung dengan tangan Anda. Jaga jarak aman dari mereka yang tampak menunjukkan gejala mirip flu untuk mencegah infeksi menyebar,” tutur Abe seperti dikutip Metropolis Jepang, mengutip Kompas.com, Selasa (21/4/2020).

Per tanggal 21 April 2020, berdasarkan Worldometers, Jepang memiliki total kasus positif virus corona sebanyak 11.135 dengan total kematian 263 jiwa.

Hal tersebut memengaruhi penyelenggaraan empat festival bunga sakura di Jepang yang dibatalkan akibat virus corona.

Melansir Sora News 24, kamu dapat menyaksikan keindahan bunga sakura mekar via situs resmi Weather News, program ramalan cuaca Jepang.

Situs web tersebut menyediakan setidaknya 50 video bunga sakura mekar di penjuru Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cuaca Ekstrem, Wisata di Kawasan Tahura R Soerjo Jawa Timur Tutup Sementara

Cuaca Ekstrem, Wisata di Kawasan Tahura R Soerjo Jawa Timur Tutup Sementara

Travel News
Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Tutup sampai Musim Hujan Berakhir

Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Tutup sampai Musim Hujan Berakhir

Travel News
Aktivitas di Menoreh View Kulon Progo, Kulineran hingga Gowes Tengah Sawah

Aktivitas di Menoreh View Kulon Progo, Kulineran hingga Gowes Tengah Sawah

Travel Ideas
6 Benda Cagar Budaya Dipulangkan ke Indonesia, Ada Arca Perunggu

6 Benda Cagar Budaya Dipulangkan ke Indonesia, Ada Arca Perunggu

Travel News
Tiket Kereta Pasar Senen-Purwosari Nataru 2024 Masih Bisa Dibeli

Tiket Kereta Pasar Senen-Purwosari Nataru 2024 Masih Bisa Dibeli

Travel News
Tiket Kereta Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi Nataru 2024 Masih Tersedia

Tiket Kereta Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi Nataru 2024 Masih Tersedia

Travel News
Jejak Zaman Purba di Geopark Galunggung, Wisata Baru di Tasikmalaya

Jejak Zaman Purba di Geopark Galunggung, Wisata Baru di Tasikmalaya

Travel Ideas
Desa Santa Claus di Finlandia Hadapi Masalah Overtourism

Desa Santa Claus di Finlandia Hadapi Masalah Overtourism

Travel News
Batik Shibori, Ide Oleh-oleh Khas Surabaya di Kampung Wisata Ketandan

Batik Shibori, Ide Oleh-oleh Khas Surabaya di Kampung Wisata Ketandan

Travel Ideas
Bebas Ribet Urus Visa Traveling ke Luar Negeri dengan GoVisa

Bebas Ribet Urus Visa Traveling ke Luar Negeri dengan GoVisa

Travel News
Depok Punya Paspor, Berisi Rute Wisata dan Bisa Distempel

Depok Punya Paspor, Berisi Rute Wisata dan Bisa Distempel

Travel News
Wujudkan Golo Mori Labuan Bajo yang Ramah Lingkungan, Sampah Jadi Fokus Utama

Wujudkan Golo Mori Labuan Bajo yang Ramah Lingkungan, Sampah Jadi Fokus Utama

Travel News
Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih

Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih

Travel News
15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan

15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan

Travel Ideas
15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif

15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif

Travel Ideas
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau