KOMPAS.com - Tidak banyak yang menyadari bahwa hadirnya orang Portugis di belahan utara Jakarta, tepatnya di Kampung Tugu, nyatanya punya peran penting bagi ragam budaya di sana.
Salah satu contoh nyata yang dapat dirasakan hingga saat ini yaitu hadirnya musik keroncong di tengah masyarakat. Tidak hanya diminati oleh kalangan orang tua, musik keroncong kini juga merambah ke kalangan anak muda.
Baca juga: Menelusuri Sejarah Hadirnya Orang Portugis di Kampung Tugu
"Keroncong di Kampung Tugu merupakan asal muasal keroncong di Indonesia. Penyebaran musik ini terjadi karena lokasinya dekat dengan pelabuan dan akulturasi," kata pemandu Wisata Kreatif Jakarta, Yuli, Rabu (27/9/2023).
Bila hendak menengok Kampung Tugu, kamu bisa berpatokan ke lokasi yang biasa ditempati orang tugu jika sedang ada acara besar.
Lokasiya di Jalan Raya Tugu Samper Barat Nomor 20, RT 10, RW 6, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.
Semarak di Kampung Tugu bisa dirasakan ketika Tahun Baru Masehi karena ada tradisi yang dirayakan.
Meskipun begitu kamu bisa datang ke Kampung Tugu pada hari biasa, dan mencoba beberapa aktivitas berikut.
Gereja Tugu merupakan gereja bersejarah di Kampung Tugu, lokasinya di Jalan Raya Tugu Samper Barat Nomor 20, RT 10, RW 6, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.
Menurut penjelasan dari Yuli, Gereja Tugu didirikan pertama kali pada 1676-1678. Setelah itu sempat hancur saat peristiwa geger pecinan pada 1740, lalu dibangun kembali pada 1740-1744.
Kata Yuli, setiap ornamen Gereja Tugu masih asli, baik dari bentuk konstruksi jendela, pintu, tiang penyangga, atap, dan bahkan mimbar pendeta.
"Bentuk bangunan Gereja Tugu ini terinspirasi dari gereja-gereja kuno yang ada di pedesaan Belanda," kata Yuli.
Selain melihat gereja, ikon berikutnya yang tak boleh terlewatkan yaitu lonceng gereja. Jika biasanya lonceng gereja berada di dalam gereja, lain halnya lonceng Gereja Tugu yang diletakkan di luar bangunan gereja.
Baca juga: Menelusuri Kampung Tugu, Jejak Portugis di Utara Jakarta
"Salah satu bukti bahwa gereja ini ialah gereja kuno, loncengnya tidak berada di dalam gereja, melainkan di luar gereja," katanya.
Lonceng gereja yang dipasang di sini bukanlah lonceng asli sejak gereja dibangun. Melainkan lonceng kedua, mengingat lonceng asli sudah rapuh dimakan usia.
Rumah Tugu merupakan rumah bersejarah di Kampung Tugu, usianya saat ini sudah lebih dari 250 tahun.
Dari Rumah Tugu lah sosok Arthur Michiels, salah satu orang Portugis keturunan Michiels, kembali menghidupkan keroncong setelah sebelumnya sempat terhenti.
Menurut informasi yang Kompas.com peroleh saat berkunjung ke Rumah Tugu, pada Rabu (27/9/2023), Rumah Tugu sedang dipersiapkan untuk menjadi living museum.
Baca juga:
Nantinya wisatawan bisa mengenal lebih dalam seputar sejarah keroncong di Indonesia, dan bahkan bisa melihat instrumen keroncong bersejarah.
"Rumah ini sudah lebih dari 250 tahun, cuma kami renovasi karena sudah tidak layak huni," kata Arthur, keturunan ke-10 Augustinus Michiels, di lokasi.
Jika beruntung, wisatawan juga bisa melihat grup keroncong di sana memainkan lagu.
Ada beberpaa makann khas Kampung Tugu yang bisa dicicipi oleh wisatawan jika berkunjung ke Kampung Tugu.
Di antaranya ada pisang udang, ketan unti, apem kinca, dan gado-gado siram. Perlu diketahui, makanan tersebut tidak dijajakan di warung-warung.
Baca juga: 5 Kuliner Khas Kampung Tugu yang Hanya Bisa Ditemukan Saat Hari Besar
Melainkan hanya bisa didapatkan ketika wisatawan memesannya ke warga setempat terlebih dahulu.
"Ini makanannya tidak ada yang menjual, kalau ada yang datang dan memesan, baru dibikinkan," kata salah satu orang tugu yang memproduksi kuliner khas Tugu, Eda, kepada Kompas.com di lokasi, Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.