Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Erau di Festival Sei Mahakam

Kompas.com - 07/11/2014, 12:58 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sri Wahyuni menatap lamat-lamat seisi ruangan di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (6/11/2014) malam. Matanya memperhatikan dengan detil sudut-sudut yang memamerkan budaya dan tradisi Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Senyumnya ramah, ia dihampiri beberapa pengunjung yang mengenalnya. Sambil membalas sapa, ia mengisahkan beberapa gambar di bingkai yang menyajikan beragam upacara tradisional khas Kutai Kartanegara.

“Yang ini Erau, upacara adat tradisional Kutai Kartanegara yang kini hanya dapat dinikmati setahun sekali,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara itu sambil menunjuk beberapa bingkai.

Dengan santai dan tatapan mata yang teduh, ia mulai bertutur soal isi gambar tersebut. “Erau merupakan tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang telah dilakukan sejak ratusan tahun lampau dengan tata cara dan ritual yang masih dipelihara hingga kini. Keberadaannya adalah untuk memperkuat kemampuan spiritual Sultan,” ujarnya.

Dahulu, Erau merupakan upacara yang memungkinkan masyarakat merayakannya selama 40 hari 40 malam, berpesta dengan aneka hidangan istimewa tradisi dan diselingi acara hiburan. Beberapa acara besar Kesultanan ditandai dengan adanya Erau.

“Dahulu, Erau bisa dilakukan berkali-kali. Penobatan raja-raja atau pun penyambutan tamu menjadi alasannya. Tapi saat ini, Erau dilakukan untuk menyambung warisan budaya, agar tidak hilang begitu saja. Masih menjadi acara Kesultanan, tapi tidak dilakukan beberapa kali. Tak dipungkiri, upacara seperti itu memakan biaya yang tak sedikit,” katanya lagi.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Foto yang mendeskripsikan saat Sultan atau Raja Kutai Kartanegara sedang melakukan pijakan di Upacara adat Erau, dipamerkan di Festival Sei Mahakam, Bentara Budaya Jakarta.

Saat Erau, sultan diperkenakan pelan-pelan berjalan kaki pada pijakan kain sesuai dengan pukulan gong. Kali ini, Sri menggambarkannya tidak dengan foto melainkan pijakan dan gong asli. Di Bentara Budaya Jakarta, pijakan dan gong yang dipakai untuk upacara Erau turut dipamerkan.

“Ini pijakan dan gongnya, untuk hitungan pukulan gong ada maknanya yang mempengaruhi langkah kaki Sultan,” sambung Sri.

Hingga saat ini, Erau masih identik dengan pesta rakyat, hanya saja perlakuannya tak sesakral dahulu. Erau saat ini sudah dijadikan festival tahunan dan dapat menggandeng beberapa negara. Festival ini bahkan menjadi ikon pariwisata nasional dan telah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke sana.

Salah satu yang tak juga  hilang dari perayaan Erau ini adalah Belimbur, yaitu budaya saling siram. Belimbur selalu menyenangkan bagi banyak masyarakat. “Saling siram itu tradisi yang juga menjadi puncak acara. Masyarakat yang hadir tak boleh protes kalau basah karena siapa pun yang hadir harus basah. Namanya saja saling siram,” tambah Sri sambil memperlihatkan salah satu bingkai yang menggambarkan tradisi ini. Terekam jelas pada gambar, masyarakat saling menyiramkan air sambil menggunakan perahu.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Belimbur atau budaya saling siram pada Festival Erau, foto ini dipamerkan di Festival Sei Mahakam yang diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta.

Belimbur memiliki makna yang dalam di sana. walaupun dilakukan dengan suka cita, sebenarnya Belimbur dimaknai sebagai pembersihan diri dari pembersihan diri dari hal-hal buruk. Orang ramai datang ingin ikut basah-basahan dengan maksud menyucikan diri.

“Bercerita tentang warisan budaya di Kutai Kartanegara memang tak cukup semalam, harus datang langsung ke sana untuk melihat keindahan daya tariknya,” pesannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com