Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedasnya Oseng-oseng Mercon

Kompas.com - 10/01/2008, 15:20 WIB

Makanan apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata Jogja? Gudeg tentu saja. Kemudian Bakpia, Geplak, atau mungkin makanan-makanan di lesehan Malioboro. Jika itu jawaban Anda, Anda benar. Tapi jika Anda menyangka bahwa hanya itu jenis makanan yang ada di Jogja, Anda salah besar.

Jogja memang kerap diidentikkan dengan masakan manis. Bahkan, beberapa masakan luar yang ada di sini kerap disesuaikan dengan cita rasa khas Jogja yaitu manis. Namun, di balik dominasi makanan manis tersebut, Anda bisa menemukan satu makanan khas Jogja yang uniknya justru tidak manis sama sekali. Makanan khas tersebut adalah oseng-oseng mercon. Sejenis tumisan yang memadukan tetelan (potongan kecil daging sapi) dan koyoran (lemak daging sapi) dengan potongan cabai rawit dan bumbu-bumbu lainnya. Rasa yang luar biasa pedas akan Anda temui jika menyantap masakan yang satu ini.

Akhir-akhir ini, warung yang menjual oseng-oseng mercon memang semakin mudah ditemui di jogja. Namun, oseng-oseng mercon yang pertama dan paling terkenal di Jogja adalah oseng-oseng mercon Bu Narti. Terletak di Jl. KH Ahmad Dahlan Yogyakarta, Lesehan Oseng-Oseng Mercon, begitu warung ini biasa disebut, mencoba memberi warna baru bagi dunia kuliner di Jogja.

Uniknya, nama oseng-oseng mercon justru berasal dari pembeli. Menurut penuturan Bu Narti (pemilik lesehan), waktu itu keluarganya kebingungan karena menerima terlalu banyak daging kurban. Muncullah ide untuk memasak daging kurban tersebut dengan potongan cabai. Orang tua Bu Narti, yang waktu itu memiliki warung makan kemudian menjual menu "coba-coba" tersebut.

Tak disangka, pembeli justru menyukai menu yang satu ini. Karena rasa pedasnya, pembeli kemudian menamainya oseng-oseng mercon bahkan ada pula yang menyebutnya oseng-oseng bledek (halilintar). Mercon, yang dalam bahasa Indonesia berarti petasan memang sesuai untuk menyebut makanan ini karena rasa pedasnya panas dan membakar, tak ubahnya seperti petasan.

Selain oseng-oseng mercon, warung ini juga menawarkan menu-menu yang lain seperti iso-babat goreng, ayam goreng, lele bakar dll. Lesehan dengan kain penutup berwarna hijau ini memang hanya berupa lesehan sederhana. Bahkan mungkin lebih wah lesehan-lesehan di Malioboro. Tapi soal menu, jangan berpikir dua kali untuk menikamtinya. Resep yang digunakan Bu Narti sebenarnya tak ada yang istimewa. Hanya saja, lesehan ini tidak menggunakan kompor melainkan anglo, sehingga dagingnya menjadi lebih empuk dan kenyal. Bu Narti juga tak pernah menggunakan kecap. Dia hanya menggunakan gula merah untuk membumbui oseng-osengnya. Mungkin itu yang membuat oseng-oseng merconnya berbeda dengan oseng-oseng mercon yang lain.

Makanan yang satu ini tak hanya unik karena mencoba mendobrak mitos lama bahwa Jogja hanya mengenal makanan manis tetapi juga karena dia mampu membakar nafsu makan Anda. Dengan hanya Rp. 9.000 per porsinya, Anda sudah bisa menikmati sedikit "pedas"nya Jogja.

Untuk Anda yang tidak terlalu menyukai masakan pedas atau takut maag Anda kambuh jika mencoba makanan ini, ada beberapa trik yang bisa Anda gunakan. Biasanya, seporsi oseng-oseng mercon disajikan dengan nasi pulen (lembut) hangat dalam piring terpisah. Lengkap dengan lalapan di piring yang lain. Anda bisa memakannya dengan menuangkan oseng-oseng mercon langsung ke dalam piring nasi Anda, tapi itu akan membuat oseng-oseng mercon tesrebut terasa sangat pedas di lidah.

Atau, Anda bisa menyiasatinya dengan mengambil sedikit demi sedikit oseng-oseng mercon, kemudian memakannya dengan nasi sesendok demi sesendok. Sehingga kuahnya tidak terlalu bercampur dan dapat mengurangi rasa pedas. Asal jangan terlalu lama saja, karena oseng-oseng mercon tersebut banyak mengandung lemak sehingga akan menjadi kental dan tidak enak dilihat jika tidak cepat-cepat dimakan.

Lain kali jika Anda pergi ke Jogja, jangan lupa menyempatkan diri mampir di lesehan yang satu ini. Tak perlu keluar biaya mahal untuk bisa menkmati sepiring oseng-oseng mercon yang menggugah selera. Mungkin bisa memberikan sensasi baru bagi lidah Anda. Atau sedikit mengubah pandangan Anda terhadap masakan Jogja. Lagipula Jogja tak hanya punya gudeg, kan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com