Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (40): Bhaktapur

Kompas.com - 26/09/2008, 08:09 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Kota kuno ini begitu indah. Saya sampai lupa mengedipkan mata menyaksikan pagoda Nyatapola yang menjulang megah. Barisan kuil dan istana kuno, gang sempit yang meliuk-liuk, melemparkan saya kembali ke masa silam.

Di antara ketiga kota kuno di Lembah Kathmandu, bagi saya Bhaktapur adalah yang paling indah. Di sini kita terbebas dari ingar bingar kendaraan bermotor dan pengaruh buruk turisme yang merambah Kathmandu. Kota ini juga lebih teratur dan terawat daripada Patan. Keutuhan gedung-gedung masa lalu masih berbaur dengan kehidupan masyarakat yang teramat tradisional.

Kota kuno Bhaktapur atau Bhadgaon dikelilingi tembok. Untuk masuk, orang Nepal tak perlu bayar, tetapi orang asing kena karcis sepuluh dolar. Warga negara Asia Selatan dan Republik Rakyat China cukup membayar 50 Rupee saja. Bagi saya yang berkantung cekak, pilihannya hanya dua – menyamar jadi orang China atau menyelinap pagi-pagi buta ketika penjaga pintu gerbang masih belum bertugas.

Saya memilih yang terakhir, berangkat dari Kathmandu subuh-subuh, berbekal tiket pinjaman dari turis lain (selembar tiket berlaku satu minggu), dan berhasil menyelinap ke dalam kota kuno tanpa membayar sepeser pun. Penginapan di kota ini jauh lebih terbatas daripada Kathmandu. Sejak menjadi bagian dari warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO, keaslian dan kekunoan Bhaktapur dilestarikan. Tetapi walaupun demikian, internet dan restoran masakan internasional sudah merambah kawasan cagar budaya ini.

Seperti halnya di Kathmandu, pagi hari penuh dengan nuansa mistis di Bhadgaon. Tetabuhan orang Hindu yang memulai puja di kuil-kuil berpadu dengan asap dupa dan harum kemenyan. Saya perlahan-lahan menyusuri jalan kota yang berbatu-batu, mengikuti aliran umat yang terbungkus ketaqwaan mengunjungi kuil yang tak terhitung jumlahnya. Setiap bangunan di kota ini membuat saya ternganga.

Bangunan-bangunan kuno ini terpusat di sekitar lapangan, berselimutkan ukir-ukiran indah, mulai dari gambar dewa hingga ukiran erotis Kamasutra menggambarkan berbagai posisi senggama manusia dan binatang. Ada banyak kuil kuno di Bhaktapur. Tempat favorit saya adalah Lapangan Taumadi di hadapan pagoda raksasa Kuil Nyatapola berlantai lima, atapnya berteras lima lapis. Bentuk arsitekturnya mirip Pura Danu Bratan di Bali, tetapi ini ukurannya besar sekali. Nyatapola, bangunan dari abad ke-18 dengan ukir-ukiran detail dari puncak hingga ke lantai dasar ini, adalah bangunan tertinggi di seluruh kota.

Lapangan Taumadi di pagi hari hiruk pikuk oleh pedagang sayur mayur. Saya tertarik dengan cara orang Newar membawa keranjang. Bukan diusung seperti di Jawa tetapi digantungkan dengan tali yang bertumpu di atas kepala. Pastilah kepala ibu-ibu pasar ini sangat tangguh karena keranjang bisa memuat puluhan kilogram barang. Di Kathmandu, saya pernah melihat kuli yang memanggul dua kardus lemari es besar hanya dengan tumpuan di kepala.

Seorang ibu pasar mengundang saya ke rumahnya yang sederhana. Di rumah sempit di kota kuno ini hidup tiga generasi, dari nenek hingga cucu. Mereka sama sekali bukan keluarga kaya, tetapi masih sempat membelikan sebotol Coca Cola untuk saya. Sungguh sungkan rasanya, tetapi ibu pedagang sayur itu bersikukuh bahwa inilah keramahtamahan orang Nepal.

Di sore hari, giliran pedagang kacang, kripik, biji jagung, sampai VCD yang meraup untung di Lapangan Taumadi. Penduduk desa pun membanjiri lapangan, menikmati udara sore hari yang sejuk. Hari ini langit indah sekali. Mendung biru masih menggelayut, tetapi secercah mentari senja meraupi kuil Nyatapola yang kini bersinar seperti emas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com