Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (72): Visa Profesional

Kompas.com - 11/11/2008, 08:29 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Permusuhan antara India dan Pakistan menyebabkan New Delhi sebagai salah satu tempat paling susah untuk memperoleh visa Pakistan.

Bagi sebagian besar orang India, pergi ke Pakistan hampir sama sekali mustahil. Demikian pula sebaliknya. Perseteruan kedua negara tetangga ini, yang dulu sama-sama di bawah pemerintahan British India, sudah diwarnai beberapa kali pertempuran dan perlombaan senjata nuklir. Walaupun demikian, kedutaan Pakistan selalu ramai dipenuhi orang-orang yang mencoba peruntungan untuk memperoleh izin masuk ke negeri itu.

Banyak di antara para pemohon visa ini adalah Muslim dari Kashmir. Tanah Kashmir terbelah dua. Sebagian di bawah kontrol India, sebagian sisanya di bawah Pakistan. Para pemohon visa ini umumnya punya sanak saudara di Kashmir-nya Pakistan yang menjadi sponsor visa. Tanpa undangan dari Pakistan, sulit sekali bagi seorang warga negara India bisa mendapat izin ke Pakistan.

Kalaupun mereka mendapat visa, bukan berarti mereka bisa berkeliaran bebas di Pakistan. Untuk warga India, Pakistan hanya memberikan city visa. Hanya kota-kota tertentu yang ditulis di atas visa yang boleh dikunjungi. Misalkan seorang India mendapat visa untuk Lahore, maka ia tak boleh ke Karachi. Hal yang sama juga diberlakukan oleh India kepada warga Pakistan.

Warga dari negara tetangga juga sering dianggap mata-mata atau orang yang harus selalu diawasi gerak-geriknya. Semua orang India yang datang ke Pakistan harus segera melaporkan diri ke polisi setempat dalam waktu 24 jam. Semua orang Pakistan yang masuk India juga kena peraturan yang sama.

Untuk melamar visa pun perlu serentetan prosedur yang panjang, birokrasi kusut dari kantor ke kantor, setumpuk berkas dokumen, ditambah lagi penantian dan perjuangan panjang di pelataran kantor Kedutaan. Banyak yang membawa matras, bantal, selimut, dan makanan seperti orang piknik. Dari pagi sampai siang pelataran ini mirip tanah perkemahan tanpa tenda.

Walaupun perjuangan memperoleh visa Pakistan sangat berat, tetapi orang India hanya membayar 15 Rupee saja, nyaris gratis. Sedangkan orang Indonesia harus membayar sampai 2.160 Rupee. Harga visa Pakistan sistemnya resiprokal, ditentukan berapa harga yang harus dibayar orang Pakistan untuk mendapatkan visa negara yang bersangkutan. Orang Amerika harus membayar paling mahal untuk visa Pakistan, 125 dolar, sama seperti harga visa Amerika untuk orang Pakistan.

Kalau kita memohon visa Pakistan dari luar negeri umumnya kita diminta membawa surat pengantar dari kedutaan. Surat pengantar ini biasanya hanya untuk syarat saja. Saya ingat cerita seorang backpacker dari Amerika Serikat yang juga diminta membawa surat pengantar dari kedutaannya di New Delhi. Pemerintah Amerika tidak menganjurkan warganya untuk pergi ke Pakistan. Si backpacker diberi surat penolakan. Bermodal nekad, backpacker itu membawa surat penolakan itu untuk melamar visa. Ia memang beruntung, petugas visa sama sekali tidak membaca surat itu. Esok harinya ia mendapat visa.

Sedangkan bagi saya, visa Pakistan dari New Delhi adalah pengalaman yang tak ingin saya ulangi lagi. Saat ini saya berbaris untuk mengambil visa, setelah paspor saya diinapkan semalam di Kedutaan. Tiga orang asing yang berbaris di depan saya, semuanya ditolak visanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com