Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (106): Opname

Kompas.com - 30/12/2008, 06:03 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

           "Selamat pagi!"

Suntikan vitamin K itu menjurus tajam melintasi pembuluh vena, tepat ketika saya baru membuka mata. Suster kembali memasang jarum infus. Sakit. Sepanjang malam cairan gula disuntikkan terus-menerus ke dalam tubuh saya. Tak sebutir pun nasi mengalir melalui mulut saya. Semuanya ditembakkan langsung ke pembuluh darah.

Rombongan dokter India ‘berpatroli’ dari ranjang ke ranjang. Saya dikelilingi delapan orang dokter, semua berjubah putih. Ada bu dokter yang berambut tergerai, ada pak dokter yang gemuk, berkumis tebal dan berkaca mata. Ada yang menginterogasi, ada yang mencatat.

           “Bagaimana keadaanmu?  Sudah mendingan? Bagaimana tidurnya? Apa warna air seninya?”

Di sebelah saya ada seorang Amerika yang juga diopname tanpa alasan jelas. Turis Amerika yang satu ini tampaknya kelelahan, keliling seluruh penjuru India dari Shimla sampai Tamil Nadu, dari Rajasthan sampai Bengal, hanya dalam waktu satu bulan. Kalaupun sakit itu sudah wajar. Dia hanya menderita pusing-pusing, lemas, dan diare, dokter sudah memerintahkan opname.

Saya sendiri sebenarnya penyakitnya ringan saja. Berapa juta penduduk India yang kena hepatitis kelas berat? Pasien di ranjang sebelah dari ujung kepala sampai ujung kaki warnanya kuning mengerikan. Di luar sana banyak pasien yang menderita TBC, kusta, tumor, dan penyakit seram lainnya, yang harus menunggu di lapangan, duduk di bawah teriknya matahari, menanti ranjang kosong untuk dirawat.

Mengapa kami harus diopname untuk penyakit-penyakit sepele? Ada berapa pasien malang yang harus menunggu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, untuk sebidang ranjang yang sekarang saya tiduri ini? Apakah karena kami orang asing sehingga mendapat perlakuan istimewa? Saya tak mampu berpikir banyak. Kepala saya pening, badan saya lemas, dan tangan saya berat dengan jarum besar yang tertancap menembus pembuluh darah.

Semalam saya hanya bisa terharu dengan perhatian pasien-pasien lain. Umumnya mereka punya sanak saudara yang menemani. Sedangkan saya, seorang backpacker nyasar yang sendirian di rumah sakit ini. Mereka jatuh iba, mengasihani kesendirian saya.

Ada bibi yang begitu baik, membantu saya mengangkat botol infus ketika saya harus ke kamar mandi. Ada paman yang mengajak saya bicara, mengisi kebosanan, sambil menggumam bahwa bule Amerika di ranjang sebelah sombong dan tidak mau bergaul dengan orang India. Ada lagi yang menawarkan buah-buahan. Ada yang menguatkan saya, bahwa kuning di mata saya akan segera hilang kalau saya turut perintah dokter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com