Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Uang Kuno di Bacan Jadi Daya Tarik

Kompas.com - 12/04/2010, 14:51 WIB

TERNATE, KOMPAS - Mata uang yang digunakan pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Perkebunan Rotterdam, Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, menjadi daya tarik pengunjung pameran koleksi uang kuno di Bank Indonesia Ternate, Maluku Utara.

”Banyak warga Ternate yang penasaran dengan mata uang yang sempat berlaku di daerah Bacan,” kata Purwanditomo, panitia pameran koleksi uang dan sosialisasi keaslian uang rupiah, di BI Ternate, Minggu (11/4).

Mata uang Bacan merupakan satu dari sekian banyak mata uang yang dibuat oleh perkebunan-perkebunan asing di Jawa, Sumatera, dan Bacan. Mata uang dari nikel itu hanya berlaku di setiap perkebunan asing.

Pemerintahan Hindia Belanda membolehkan pembuatan mata uang perkebunan karena tidak mampu menyediakan mata uang akibat kekurangan bahan baku.

"Sebelumnya, saya sama sekali tidak tahu ada mata uang kuno yang berlaku di wilayah Bacan. Pameran ini menambah pengetahuan saya,” kata Arifin, warga Ternate, yang mengunjungi pameran itu.

Selain mata uang perkebunan, di pameran itu ditampilkan mata uang yang berlaku di kerajaan- kerajaan Nusantara, seperti Majapahit, Aceh, Mataram, Cirebon, dan Jenggala/Kediri. Kebanyakan mata uang berbentuk kepingan dari emas, tembaga, dan perak.

Namun, ada mata uang yang terbuat dari kain. Mata uang yang disebut kampua/bida ini berlaku di Kesultanan Buton dan dikeluarkan pada masa Ratu Buton II Bulawambona pada abad XIV. Kain ditenun oleh putri-putri Kesultanan Buton. Panjang dan lebar kain disesuaikan dengan telapak tangan Menteri Besar Kesultanan Buton.

Pameran itu juga menampilkan mata uang dari negara-negara Eropa yang digunakan saat berdagang di Nusantara. Mata uang itu dari Portugis, Spanyol, Inggris, dan perusahaan dagang Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

Dipamerkan pula mata uang yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia pasca-kemerdekaan. Mulai dari mata uang ORI (Oeang Repoeblik Indonesia), mata uang ORIDA (Oeang Repoeblik Indonesia Daerah), dan mata uang RIS (Republik Indonesia Serikat).

”Semua kami pamerkan agar masyarakat mengetahui bahwa mata uang ada nilai sejarahnya. Pergantian kekuasaan, masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia, memengaruhi bentuk mata uang yang berlaku,” kata Purwanditomo. (APA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Travel Update
Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

Travel Update
5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

Travel Update
Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Travel Update
Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Travel Update
Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Travel Update
DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

Travel Update
Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com