Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Harus Berbasis Warga

Kompas.com - 24/05/2010, 15:54 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pengembangan pariwisata kawasan pusaka budaya Kotagede harus dilakukan berbasis masyarakat. Kawasan pusaka budaya Kotagede memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata minat khusus, tetapi hingga kini belum dioptimalkan pengembangannya.

Laretna T Adishakti, anggota Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), mengatakan, masyarakat menjadi kunci pelestarian pusaka budaya dan pengembangannya untuk pariwisata. Tanpa melibatkan masyarakat yang menghidupi budaya setempat, pariwisata pusaka akan hancur.

"Venesia menjadi tujuan pariwisata heritage luar biasa, tetapi kini dalam kondisi mau hancur karena penduduknya mau pergi dari wilayah itu akibat pariwisata. Karena itu, pariwisata penting berbasis masyarakat," kata Laretna dalam Temu Wicara Pengelolaan Kotagede di Omah UGM, Kotagede, Sabtu (22/5/2010).

Agar tidak tergerus budaya asing yang dibawa para wisatawan, ketahanan budaya masyarakat harus kuat. Jangan sampai karena pariwisata, budaya setempat justru hancur. Masyarakat harus tegas menerapkan aturan sesuai norma-norma setempat. "Masyarakat menentukan yang boleh dan tidak, misalnya soal minuman beralkohol," ucapnya.

Kotagede merupakan kawasan peninggalan Kerajaan Mataram Islam abad ke-16 dengan luas 3,07 kilometer persegi.

Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Surya Yoga mengungkapkan, potensi Kotagede sebagai tujuan wisata pusaka budaya besar, tetapi masih perlu dikemas. Wisatawan tidak hanya disuguhi rumah-rumah tradisional, tetapi juga perlu diperkaya dengan aktivitas kebudayaan masyarakatnya. "Harus ada kajian tentang dampak, seperti perubahan nilai-nilai budaya setempat. Itu akan terjadi secara drastis akibat pengaruh gaya hidup orang asing bila di sini bakal ada homestay," ujarnya.

Ikrar menjaga

Dalam acara ini, komunitas warga pelestari pusaka budaya Kotagede menyatakan ikrar menjaga dan melestarikan pusaka Kotagede sebagai kekuatan dasar untuk mencapai ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan, dan keselarasan hidup di masa mendatang.

Punto Wijayanto, Junior Heritage Expert Java Reconstruction Fund (JRF)—Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak), mengatakan, gempa 2006 mengakibatkan 88 rumah joglo tradisional Kotagede dari 250 joglo ambruk. Dari jumlah itu, baru enam yang mendapatkan bantuan untuk dibangun kembali. Pihak JRF-Rekompak bersama Kementerian Pekerjaan Umum melakukan perbaikan rumah tradisional yang rusak, termasuk penataan kawasan.

"Rencananya, di tiap desa ada satu rumah atau joglo untuk digunakan publik dan lima rumah untuk individu, tetapi dikelola bersama masyarakat," katanya. (RWN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com