Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Tidung Jadi Pemulung Sampah

Kompas.com - 15/05/2011, 07:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rombongan berbaju kuning dengan kantung plastik hitam di tangan. Mereka memenuhi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Sabtu (14/5/2011), sambil menunduk dan memungut sampah. Jangan salah sangka, mereka bukan cuma sekadar gerombolan pemulung. Mereka adalah peserta "Gerakan Mulung Tidung" yang diadakan oleh Komunitas Traveling "Couchsurfing" dan www.kakigatel.com. Tak hanya berwisata dan menikmati keindahan Pulau Tidung, mereka melakukan gerakan bersih-bersih pantai. Peserta mencapai lebih dari 200 orang.

Menariknya, segenap elemen masyarakat di Pulau Tidung juga ikut serta dengan para wisatawan pemulung ini. "Yang ikutan dari petugas kebersihan di sini, ibu-ibu PKK, pelajar SMP dan SMA, sampai warga setempat juga ikutan. Mereka memang sudah kita kasih tahu ke Pak Lurah dari dua minggu lalu," kata Zee dari www.kakigatel.com.

Pulau Tidung sejak tahun 2009, mengalami lonjakan kunjungan wisatawan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah sampah. Zee mengatakan dua bulan yang lalu saat pihaknya mampir ke Pulau Tidung, sampah benar-benar banyak. "Karena pengaruh angin, banyak sampah dari Jakarta. Kami lihatnya di Tidung Kecil," katanya.

Saat peserta "Gerakan Mulung Tidung" memulung, sampah-sampah tidak sebanyak seperti Zee lihat sebelumnya. Budhi, salah satu peserta "Gerakan Mulung Tidung", menceritakan pengalamannya saat memulung. "Saya nemu sepatu sampai dua pasang, tas sampai dua. Ada juga popok bayi," katanya.

Sementara itu Bittle Singh, peserta asal India menyarankan acara serupa seharusnya diadakan secara berkelanjutan. "Waktu kami bersihkan, saat kembali lagi, sudah kotor lagi. Untuk bersihkan pulau memang tidak bisa hanya sehari, harus berkali-kali. Juga bagaimana cara mengedukasi masyarakat setempat pentingnya kebersihan," kata Bittle Singh dari India.

Bupati Kepulauan Seribu Achmad Ludfi mengatakan pihaknya mengalami kesulitan menangani sampah karena dinas kebersihan sempat dihapus pada tahun 2010. Di tahun 2011, pemerintah provinsi kembali menghidupkannya dalam bentuk UPT. "Namun belum efektif berjalan. Kalau masyarakat sudah ada kepedulian namun belum serentak. Sampah kita bawa ke incinerator (tungku pembakaran sampah). Bukan hanya kita penyebab sampah. Tapi sampah dari 11 muara dari Jakarta masuk ke kita," tuturnya.

Ia menambahkan, informasi dari dinas kebersihan, hanya lima muara yang memiliki jaring di pintu air untuk menyaring sampah. Pulau Tidung yang biasa dikunjungi wisatawan terdiri dari dua pulau yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Kedua pulau ini dihubungkan dengan jembatan kayu. Jembatan yang diberi nama Jembatan Cinta tersebut menjadi ikon dari Pulau Tidung. Pada musim angin barat, sebagian besar sampah yang dihasilkan berasal dari Jakarta.

Foto lengkap di: KOMPAS IMAGES

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com