Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indahnya Tambora di Pagi Hari...

Kompas.com - 29/05/2011, 07:21 WIB

KOMPAS.com - Perjalanan menuju Gunung Tambora, belum menjadi perbincangan hingga kami akan menyeberang ke Pulau Sumbawa. Mendapat berita dari seorang teman, mereka sedang mengadakan ekspedisi menggunakan 2 mobil ke Gunung Tambora. Entah karena penasaran atau memang iseng saja, kedua laki-laki yang menyetir di mobil saya pun tergelitik ingin menyusul rombongan tersebut, sekaligus melihat medan di rute menuju Gunung Tambora. Ternyata mereka berdua belum pernah ke Gunung Tambora. Dan sebagai dua offroader yang memang suka bertualang, ajakan menjajal rute baru ini nampaknya tidak mungkin untuk di tolak.

Puluhan tahun berlalu, belum dapat menghapus kedahsyatan letusan Tambora di tahun 1815. Batu-batu berserakan ukuran besar hingga kecil, terlihat di sepanjang padang rumput perjalanan kami menuju Tambora. Terbangun karena goncangan mobil yang cukup kuat akibat jalan yang mulai bergelombang, menandakan kami sudah cukup jauh berjalan dari kota terakhir, sebelum belokan menuju jalur utara ke Gunung Tambora.

Semakin lama semakin sedikit rumah yang kami lewati, hingga akhirnya hanya pemandangan laut di kiri dan hamparan sabana di kanan jalan. Seperti sudah menjadi ciri khas Pulau Sumbawa sendiri, rombongan kuda kerap terlihat, dan bebas berlarian di padang rumput. Sesekali juga, ada gerombolan kerbau dengan seekor anak kerbau albinonya melintas jalan, menuju kubangan lumpur dibawah pepohonan rimbun dekat pantai.

Perjalanan lintas padang rumput

Begitu sampai di Pos 1, mobil harus berbelok dari jalan utama melintasi padang rumput. Sambil terus mencoba menghubungi rombongan teman ayah saya yang sudah lebih dulu berangkat, kami memulai perjalanan off road pertama kami di Sumbawa. Untuk membandingkan buruknya jalan aspal yang sebelumnya kami lewati, saya merasa jauh lebih nyaman ketika mobil berjalan di padang rumput ini. Meskipun nampak banyak batuan berserakan di padang rumput, tetapi perjalanan lebih halus dan tidak bergejolak seperti ketika di jalan utama.

Beberapa kali ada satu dua ekor burung terbang melintasi depan mobil kami. Padahal saya mengharapkan ada sekelompok kuda yang sedang merumput selama lintasan kami di padang rumput itu. Semakin naik ke ketinggian, vegetasi pun semakin berubah. Yang tadinya hanya hamparan rumput setinggi mata kaki, berubah menjadi ilalang setinggi pinggang. Tetapi medan yang kami tempuh, belum terlalu berarti, hingga kami menemukan satu titik dimana jalan yang harus kami lewati sangat sempit, dan di kiri kami adalah jurang sedangkan di kanan mobil adalah lubang yang cukup dalam akibat tanah longsor.

Apabila kami terjebak di lubang itu, sebetulnya bisa saja keluar, mengingat kendaraan kami yang 4x4. Tetapi, dibutuhkan bantuan dari mobil lain untuk menarik, dan notabene-nya tidak ada karena kami hanya satu mobil saat itu. Untungnya, tidak perlu meragukan lagi kemampuan ayah saya dan temannya dalam ber-off road ria, kami melewati medan itu dengan mudah. Perjalanan makin menanjak dan sedikit berkelok. Bukan lagi padang rumput yang datar seperti beberapa menit sebelumnya. Sesekali melewati rimbunan semak belukar setinggi mobil dan belokan yang tajam, serta jalan tanah yang nampaknya pasti sulit dilewati kalau hujan turun, akhirnya kami tiba di pos 2 Gunung Tambora tepat pukul 3 sore.

Melihat tanda yang menuliskan, pos 3 Gunung Tambora hanya 15 km lagi, sempat membuat ayah saya dan temannya tergelitik untuk meneruskan perjalanan. Tetapi mengingat medan yang akan kami lewati pasti jauh lebih buruk dari sebelumnya, ditambah sudah mulai sore hari, mereka berubah pikiran dan memilih berkemah saja di Pos 2.

Meskipun saya kerap menggoda ayah saya yang hobi mendaki gunung untuk meneruskan perjalanan, tetapi beliau tetap memilih untuk tidak melanjutkan. Saat kami tiba di Pos 2, Puncak Gunung Tambora tidak terlihat karena tebalnya kabut. Tetapi pemandangan padang rumput hijau yang sebelumnya kita lewati, tiga buah bukit kecil di bawah, dan juga laut dengan pulau Moyo di seberang sumbawa, dapat terlihat dari atas mobil.

Berkemah diatap mobil

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

    6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

    Travel Tips
    Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

    Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

    Travel Update
    8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

    8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

    Travel Tips
    Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

    Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

    Travel Update
    Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

    Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

    Travel Update
    Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

    Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

    Travel Update
    Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

    Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

    Travel Update
    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Travel Update
    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Travel Update
    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Travel Update
    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Travel Update
    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com