Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indahnya Tambora di Pagi Hari...

Kompas.com - 29/05/2011, 07:21 WIB

Sebetulnya ada satu tujuan mengapa saya terus mengikuti perjalanan darat ini. Yaitu ingin mencoba tenda diatas mobil yang baru dipasang ayah saya, khusus untuk perjalanan ini. Ya, betul. Tenda diatas atap mobil. Saya sangat penasaran bagaimana bentuknya sebuah tenda diatas mobil dan yang terpenting, apa tidak jatuh kalau tidur di atas atap? Dan akhirnya saya bisa jadi yang pertama kali mencoba tenda diatas mobil ini.

Perlengkapan masak dikeluarkan dari pintu belakang, ayah saya dengan temannya mulai membuka tenda tersebut. Dan seluruh perlengkapan untuk camping dadakan kami telah siap sebelum gelap datang. Setelah puas beberapa kali mengabadikan tenda legendary tersebut dengan latar matahari terbenam dan gunung tambora, kami bersiap untuk membuat makan malam.

Meskipun hanya makan malam seadanya, tapi terasa menyenangkan sambil ditemani serangga-serangga malam yang berkumpul karena nyala lampu, dan pemandangan dari kejauhan di bawah, lampu-lampu yang mungkin berasal dari kapal nelayan, atau pemukiman di bagian lain seberang pulau sumbawa. Sempat hujan sebentar, tetapi langit langsung kembali cerah dan layaknya berada di atas gunung yang gelap gulita, banyak bintang bertebaran diatas langit.

Meskipun malam belum terlalu larut, tetapi kedua pengemudi handal kami perlu tidur yang cukup untuk melanjutkan perjalanan esok hari. Udara yang semakin dingin, juga membuat kami ingin segera istirahat dan masuk tenda. Teman ayah saya memilih untuk tidur di dalam mobil, sedangkan saya dan ayah saya tidur diatas tenda. Matras yang ternyata menjadi alas kami, cukup empuk dan membuat tidur saya cukup pulas. Sempat terbangun sesekali akibat dinginnya udara, sleeping bag menjadi sangat berguna saat itu. Padahal sebelumnya saya pikir, tidak akan terlalu dingin di malam hari.

Tambora di pagi hari

Suara burung yang terdengar, serta aktivitas teman ayah saya diluar, menjadi tanda kalau pagi sudah menjelang. Benar saja ketika saya keluar dari tenda, matahari belum muncul dari balik gunung tetapi langit terlihat sangat cerah. Kali ini, puncak Gunung Tambora terlihat sangat jelas, dan juga pemandangan laut serta pulaunya di seberang dari kejauhan. Sambil menunggu air mendidih, sekali lagi kami mengambil foto-foto Gunung Tambora yang saat ini sudah tidak lagi tertutup kabut. Teh hangat serta roti bakar dengan kornet yang kami panggang diatas penggorengan, menjadi sarapan yang sangat lezat, ditambah suasana Gunung Tambora pagi hari. Sesekali juga terdengar suara ayam hutan dari kejauhan yang ikut menyambut kami.

Matahari sudah semakin tinggi, dan tanda-tanda rombongan teman ayah saya belum juga muncul. Sesuai dengan target yang telah dibuat, akhirnya kami memilih untuk memulai saja perjalanan pulang. Tenda di bereskan, begitu juga perlengkapan masak, dan yang lainnya. Akhirnya berakhir sudah petualangan kami menjajal Tambora.

Meskipun tidak sampai ke pos terakhir, saya pikir kedua pengemudi handal kami sudah cukup hebat berani hingga ke Pos 2, tanpa ada kendaraan lain yang mendampingi. Lain kali kami pasti akan kembali ke Gunung Tambora dan mencapai puncaknya. Tentunya dengan persiapan yang lebih matang, bukan hanya rencana dadakan satu malam sebelum. (Hasna Afifah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com