Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari: PKL adalah Pedagang Kreatif Lapangan

Kompas.com - 06/12/2011, 22:08 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima atau pedagang jalanan selalu ada di berbagai obyek wisata yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Di satu sisi, pedagang ini banyak yang merupakan masyarakat setempat yang merasakan langsung dampak positif pariwisata. Di sisi lain, banyak turis yang merasa terganggu karena tak jarang pedagang cenderung memaksa saat menawarkan dagangannya.

"Di mana pun ada PKL (pedagang kaki lima), tapi kita menyebutnya pedagang kreatif lapangan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, pada acara Konferensi Pariwisata Nasional di Jakarta, Senin (5/12/2011).

Ia mengungkapkan pedagang kreatif lapangan perlu dikembangkan karena dapat menjadi mata pencaharian penduduk lokal. Sebagai contoh di daerah Pangandaran, yang terjadi peningkatan pedagang jalanan relatif tinggi hingga menutupi area pantai. Pihaknya ingin mengembangkan sekaligus mengelola pedagang jalanan agar lebih rapi.

Mari menjelaskan konsep pedagang kreatif lapangan sudah ada sejak ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Model dari konsep pedagang kreatif lapangan tercantum dalam MoU antara Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

"Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa masuk ke MoU itu. Pariwisata sangat penting kaitannya. Setiap situs wisata pasti ada PKL," katanya.

Sementara itu pihaknya berinisiatif mengganti istilah pedagang kaki lima dengan pedagang kreatif lapangan untuk memberikan martabat kepada pedagang. Nantinya, lanjut Mari, para pedagang akan dikelola supaya tidak mengganggu wisatawan tetapi malah menimbulkan efek sebaliknya, yaitu bisa menjadi lebih menarik bagi turis dan menjadi nafkah yang layak bagi masyarakat setempat.

"Kita kasih mereka tempat dan dikelola. Saya tanggal 16 ini akan ke Candi Prambanan. Di sana kios-kios sudah diperbaiki, diberikan tempat yang layak untuk para pedagang. Ini inisiatif dari pemerintah daerah," ungkapnya.

Mari menambahkan di Pangandaran pun, pedagang sudah diberikan tempat tersendiri. Selain itu, lanjut Mari, pihaknya mengembangkan model-model pengembangan untuk setiap daerah.

"Revitalisasi pasar tradisional misalnya, ada aspek budaya dan lokasi yang harus dipikirkan. Tiap daerah mana sistem dan pola kerja sama yang sesuai. Tak cukup hanya bangun kios, tapi harus diberdayakan, kalau perlu diberi modal," katanya.

Menurut Mari, para pedagang perlu pula dididik, misalnya diberikan pengetahuan bahwa turis tidak akan suka dikejar-kejar dan dipaksa karena hal tersebut akan menggangu. Lalu, para pedagang perlu diajarkan pula bagaimana melayani pelanggan dan belajar bahasa Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com