Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Mulai Lirik Pelabuhan Tanah Ampo

Kompas.com - 22/12/2011, 16:56 WIB

AMLAPURA, KOMPAS.com - Sejumlah agen perjalanan pariwisata di Singapura berminat memboyong kapal pesiar pengangkut wisatawan untuk bersandar di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali. "Banyak agen wisata Singapura yang menginginkan kapal pesiarnya bersandar di Pelabuhan Tanah Ampo," kata Bupati Karangasem I Wayan Geredeg di Amlapura, Kamis (22/12/2011).

Bahkan, Bupati diundang secara khusus oleh agen perjalanan di Singapura. "Sore ini kami berangkat ke Singapura untuk memenuhi undangan mereka," katanya.

Dalam pembicaraan sebelumnya, Bupati Karangasem mendapat tawaran dari agen perjalanan wisata di Singapura untuk menyandarkan kapal pesiar sebanyak 440 unit per tahun atau rata-rata dua kapal pesiar  sehari dengan kapasitas penumpang 2.000-3.000 orang per kapal pesiar. "Pelabuhan kapal pesiar di Singapura sudah tidak mampu lagi menampung kapal pesiar, sehingga mereka berminat memindahkannya ke sini," kata Geredeg.

Selama 2011, Pelabuhan Tanah Ampo sudah disinggahi delapan kapal pesiar yang mengangkut wisatawan kalangan atas, selain Pelabuhan Benoa, Denpasar. "Kebanyakan kapal pesiar itu dari Eropa dan Amerika Serikat. Saat ini kami ditawari kapal pesiar yang mengangkut wisatawan asal Asia karena sudah terjadi perubahan perilaku wisatawan kelas atas, dari menumpang pesawat menjadi menumpang kapal pesiar," papar Geredeg didampingi Wabup I Made Sukerana.

Apalagi, lanjut Geredeg, wisatawan asing selama ini selalu tertarik keindahan panorama alam Pulau Dewata. Oleh sebab itu, Bupati Karangasem meminta sawah dan kawasan pergunungan di sekitar pelabuhan yang berlokasi di Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, itu dipertahankan. "Sawah di sana tidak boleh dialihfungsikan dan gunung-gunung juga harus tetap dihijaukan karena semua itu menjadi daya tarik wisatawan," katanya.

Namun, Geredeg pesimistis tawaran dari Singapura itu bisa diterima, mengingat sarana penunjang di Pelabuhan Tanah Ampo belum tersedia.

Selain itu, Pemkab Karangasem juga belum diberikan kewenangan secara penuh oleh Pemerintah Pusat untuk mengelola pelabuhan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai-Lombok itu. "Kami siap melanjutkan pembangunan pelabuhan itu, kalau pemerintah memberikan kewenangan kepada kami karena sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengirimkan surat kepada kami untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan," ujarnya.

Menurut Geredeg, Pelabuhan Tanah Ampo bisa mengatasi kejenuhan di Pelabuhan Benoa. "Pelabuhan Benoa itu untuk kapal barang dan penumpang. Tanah Ampo khusus untuk kapal pesiar," katanya.

Bupati menganggap penting keberadaan Pelabuhan Tanah Ampo karena selama ini di Indonesia belum ada pelabuhan khusus kapal pesiar. "Seperti di Semarang dan Surabaya itu adalah pelabuhan umum yang disinggahi kapal pesiar, sedangkan Tanah Ampo nanti diproyeksikan secara khusus sebagai pelabuhan kapal pesiar berstandar internasional," ucapnya.

Pelabuhan Tanah Ampo juga akan menjadi penunjang utama sektor pariwisata di Bali, khususnya terhadap 15 obyek wisata di Kabupaten Karangasem, diantaranya Pura Besakih, Taman Laut Kubu, dan Gunung Agung itu. "Apalagi sekarang ini ada penggabungan bidang pariwisata dengan ekonomi kreatif, tentu keberadaan Tanah Ampo akan dapat dirasakan manfaatnya untuk membangun kesejahteraan masyarakat," demikian Wayan Geredeg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com