Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dan Sate Kerang Medan Pun Terbang...

Kompas.com - 02/07/2012, 11:25 WIB

Oleh Budi Suwarna

SATE kerang medan naik pangkat. Makanan ”kampung” yang biasa dijajakan di pinggir jalan itu disulap menjadi oleh-oleh yang siap ditenteng ke kabin pesawat. Dari Medan, sate kerang terbang ke Jakarta, sampai Solo.

Pesanan sate kerang medan itu akhirnya datang juga. Dikemas dalam dus berlapis aluminium foil, sate kerang itu tampak menjanjikan kelezatan. Bumbunya berlimpah dan harum baunya. Sekilas tampilannya mirip rendang yang diberi tusuk sate.

Seperti tampangnya, rasa sate kerang juga mirip rendang. Jejak gurih santan dan pedas cabai begitu nyata di dalam mulut. Hanya saja, di antara jejak gurih dan pedas terselip rasa manis dan asam. Ada tiga rasa yang disediakan, yaitu orisinal, dengan tingkat kepedasan yang moderat, kemudian manis pedas, dan pedas. Buat Anda yang tidak begitu tahan rasa pedas, sebaiknya memilih rasa orisinal. Itu pun sudah sanggup membuat orang keringatan seusai menyantapnya.

Potongan daging kerangnya cukup besar dengan tekstur sedikit kenyal layaknya ampela ayam. Tidak ada sedikit pun bau lumpur dan jejak pasir di dalam daging sate kerang medan bermerek Rahmat Efendi ini.

Apa rahasianya? ”Kami hanya menggunakan kerang bulu dari Tanjung Balai. Daging kerangnya besar-besar dan tidak banyak mengandung pasir,” ujar Rahmat Efendi (36) yang mengelola usaha sate kerang medan bersama kakaknya, Suliyana, Sabtu (26/5/2012) lalu.

Rahmat menjelaskan cara memasak sate kerang. Pertama, kerang segar yang masih hidup dan bercangkang disikat dan dicuci bersih. Kerang lalu dimasak di dalam wajan tanpa menggunakan air sama sekali.

Setelah matang, daging kerang dikeluarkan dan dicuci berkali-kali untuk menghilangkan pasir. Daging kemudian dimasak dengan bumbu antara lain bawang merah, bawang putih, ketumbar, cabai kering tumbuk, kemiri, kelapa sangrai, dan asam jawa.

Proses terakhir, masakan yang telah matang ini dirangkai dalam tusuk sate. ”Jadi, meski namanya sate, dagingnya tidak dibakar sama sekali,” tambah Suliyana.

Oleh-oleh khas Medan

Rahmat dan Suliyana membuka kedai mi di rumahnya. Kedai itu juga menyediakan sate kerang sebagai teman makan mi. Sate kerang bukan barang baru buat Rahmat dan keluarga. Pada tahun 1957-1976, ibunya, Tukirah, berjualan sate kerang berkeliling kampung.

Selain ibunya, kata Rahmat, sejumlah tetangganya yang sama-sama tinggal di Jalan PWS juga berjualan sate kerang. Karena mereka umumnya tinggal di satu gang yang sama, gang tersebut dinamai Gang Kerang. Hingga sekarang gang itu masih ada meski tinggal keluarga Rahmat saja yang berjualan sate kerang.

Sejak Januari 2012, Rahmat mengemas sate kerangnya sebagai oleh-oleh khas Kota Medan yang bisa ditenteng ke dalam kabin pesawat. Sebelumnya, sate kerang umumnya hanya dijajakan di pinggir jalan atau di kedai mi. Tidak ada yang berpikir mengemasnya sebagai oleh-oleh khas Medan.

Rahmat melontarkan ide kepada kakaknya agar membuat sate kerang untuk oleh-oleh layaknya bolu atau bika ambon khas Medan. ”Tapi, saya malah ditertawakan. Kakak saya bilang, ’Ah, aneh-aneh saja kau. Sate kerang itu kan hanya makanan kampung yang biasa dijual di kedai mi,” kenang Rahmat.

Meski ditertawai, Rahmat tetap yakin idenya akan berjalan. Berdasarkan pengalaman ketika merantau ke Jakarta dan Batam, teman-teman Rahmat sangat suka jika ia membawa oleh-oleh sate kerang medan buatan ibunya. Setelah Rahmat pulang dari rantau dan menetap di Medan, sejumlah teman-temannya di Batam dan Jakarta masih sering minta dikirimkan sate kerang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com