Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Indah Menuju Wisata 'Batu Susu'

Kompas.com - 27/07/2012, 11:11 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

BORONG, KOMPAS.com - Wisata di Kabupaten Manggarai Timur tentu belum banyak terdengar di telinga para turis. Padahal, keunikan budaya dan alam yang tersebar di enam wilayah kecamatan tersebut tak kalah dengan obyek wisata di belahan Nusantara yang lain.

Obyek wisata Watu Susu Rongga misalnya. Obyek wisata ini berada di Kecamatan Kota Komba, terdapat di Kelurahan Watunggene, Manggarai Timur. Di lokasi ini dapat ditemui sebuah batu raksasa yang bentuknya sangat mirip dengan (maaf) payudara. Lokasinya berada di lereng Gunung Komba.

Untuk mencapai batu unik ini, pengunjung harus berjalan kaki selama empat jam menyusuri lereng gunung, atau berkuda selama sekitar tiga jam. Kepala Bidang Pengembangan Sumber daya dan Produksi Wisata (Destinasi) di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, Damasus Ndama, Jumat (27/7/2012) mengaku, kemarin ia bersama enam staf dan sejumlah wisatawan domestik mengunjungi lokasi "Batu Susu" tersebut.

"Kami diundang organisasi pengelolaan destinasi Paradise on Earth Kabupaten Manggarai Timur untuk mengunjungi objek itu dengan horse trekking (perjalanan wisata berkuda)," katanya. "Selama perjalanan kami melewati tempat ribuan kerbau yang berada di Wae Mausui," kata Ndama lagi.

Setelah itu, rombongan dan wisatawan serta wartawan menikmat padang Mausui yang sangat luas dengan pemandangan yang sangat indah. "Selama berkuda di padang Mausui, kami menikmati ribuan kuda yang sedang makan rumput. Sungguh selama perjalanan kami disuguhkan oleh pemandangan yang indah," kata Ndama.

Ndama lalu menuturkan, sejauh mata memandang terlihat kemegahan alam, yakni Gunung Komba, Lembah Mausui, Pantai Waewole dan padang. Selain itu masih ada kemegahan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada.

Sebelum tiba di dua batu raksasa itu,  pengunjung dapat singgah di situs bersejarah yakni kuburan tua Jawa Tu (pahlawan perang Komba), dan 20 anak tangga. "Terakhir kami melihat situs Istri Jawa Tu dan kuburan adiknya Nai Pati (pahlawan perang Komba)," katanya.

Ketua Paradise on Earth Kabupaten Manggarai Timur, sekaligus senior guide, Fransisco Huik De Rosari menjelaskan, obyek batu susu rongga menjadi salah satu tempat yang bisa 'dijual' kepada para turis mancanegara dengan program horse trekking. "Saya sudah beberapa kali ke sana dengan program horse trekking dengan tamu asing, dan domestik. Wisatawan mengagumi obyek wisata budaya itu. Namun, perlu penataaan dan promosi secara bersama kepada publik serta akses masuk ditata dengan baik," tuturnya.

Kepala Suku Ngeli selaku pemilik situs kuburan Tua, Jawa Tu dan Nai Pati serta Watu Susu Rongga, Gaspar Jala menuturkan, cerita secara turun temurun bahwa dua batu raksasa berbentuk payudara itu, terjadi saat perang Komba. Konon, di antara Gunung Komba dan gunung kecil lainnya terdapat lubang besar. Lalu, leluhur berinisiatif untuk menutup lubang itu dengan dua batu raksasa tersebut.

Namun ada syarat yang menyertai penutupan itu, yakni, selama batu di angkat dari wilayah pesisir pantai, semua orang harus diam dan tak boleh bicara kotor. Tak diduga, seorang perempuan yang tak mengetahui hal itu berteriak dengan mengeluarkan kata-kata kotor, setibany di lereng Gunung Komba . Seketika itu juga, kedua batu itu tidak bisa diangkat dan menancap ke tanah, hingga saat ini.

Staf Progam Officer Tourism Object dan Marketing Swisscontact Labuan Bajo, Annaas Firmanto mengaku senang dengan perjalanan menuju ke Watu Susu Rongga. Mulai dari Mbolata, acara adat di rumah Kepala Suku Ngeli, Gaspar Jala, pesisir Pantai Waewole yang indah, tempat ribuan kerbau yang menikmati airnya di bawah Lembah Mausui. Lalu, ada Lembah Mausui dan padang belantara Mausui dengan ribuan kuda dan sapi yang sedang makan rumput hijau.

"Saya menikmati wisata ke Watu Susu Rongga dengan alamnya yang indah. Di sana tempat yang sangat unik bagi wisatawan," kata Firmanto.

Firmanto lalu menyarankan, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Paradise On Earth Kabupaten Manggarai Timur bersama dengan tua-tua adat dan Pemerintah Kelurahan Watunggene membuat papan informasi yang lengkap dengan cerita-cerita sejarah Watu Susu Rongga tersebut. 

Sementara, menurut Ndama, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur bersama dengan mitra kerja seperti organisasi pengelolaaan destinasi (Destination Management Organization-DMO) harus memiliki kemauan untuk mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata yang begitu indah tersebut kepada wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com