Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasola, Kuda Sumba, Lembing, dan Kisah Cinta

Kompas.com - 01/03/2013, 11:09 WIB

KOMPAS.com - Kuda Sumba yang berbadan kecil namun kokoh berotot terdengar meringkik bersahutan dengan ratusan kawanannya yang berada di padang rumput yang luas. Semilir rumput kering bercampur wangi mengingatkan nama lain Sumba, yaitu Pulau Cendana yang sudah termahsyur ratusan tahun lamanya.

Saat gemuruh kaki kawanan kuda menggetarkan padang sabana seraya puluhan lembing melayang, nafas penonton terhenti sementara, menanti arah dan sasaran ujung lembing yang melesat ganas. Lolos dari seorang penunggang kuda tak bernama, penonton pun riuh rendah melepas kelegaan dan takjub.

Untuk melengkapi sisi ekstrim keberanian Anda, bersiaplah di bulan Februari ke daerah Kodi atau Lamboya, dan bulan Maret di daerah Wanakoka. Kegilaan ini terjadi hanya ada di satu agenda, yaitu Festival Pasola, di Pulau Sumba, di Nusa Tenggara Timur.

Seorang Rato memilih hari yang penuh berkah untuk Pasola, sebuah kata yang berawal dari lembing yang dikenal sebagai ‘sola’ atau ‘hola’ dalam bahasa lokalnya. Namun setelah dibubuhi menjadi ‘pasola’, makna pun berubah menjadi ‘permainan’. Sungguh pun acap kali memakan korban, pasola tetap berpacu di tanah Sumba sebagai permainan penawar duka, duka seorang leluhur atas hilangnya belahan jiwa.

Konon, seorang pemuka adat bernama Umbu Dulla dari Waiwuang, Sumba Barat, berkelana dengan dua pemuka adat lainnya, Ngongo Tau Masusu dan Yagi Waikareri. Meninggalkan istrinya Rabu Kaba untuk beberapa lama, Umbu Dulla dikabarkan tewas tenggelam di laut ganas.

Kesedihan pun melanda Rabu Kaba. Hingga suatu hari seorang pria bernama Teda Gaiparona dari Kodi, semenanjung barat Pulau Sumba, dapat mencairkan cinta Rabu Kaba yang lama membeku. Keduanya dilanda asmara dan berniat untuk menikah.

Sayangnya, pihak keluarga dari keduanya tak merestui. Maka Rabu Kaba dan Teda pergi untuk kawin lari. Hari berganti minggu hingga datanglah Umbu Dulla dengan dua kawannya dari perantauan, menggugurkan kabar burung kematian mereka. Kengerian warga tak sebanding dengan kesedihan Umbu Dulla yang dipaksa keadaan bahwa istrinya telah lari bersama Teda. Tapi Umbu Dulla tak murka walau permintaan agar Rabu Kaba kembali tak dihormati.

Tekanan batin Rabu Kaba yang jelita semakin memuncak, dihimpit cinta terhadap Teda dan kisahnya sebagai istri Umbu Dulla yang tak berujung kepastian. Dilema ini akhirnya ditutup dengan permintaan Rabu Kaba kepada Teda untuk mengganti belis, persembahan keluarga Umbu Dulla dulu saat melamar. Menyanggupi belis yang harus diganti, Teda akhirnya direstui untuk menikah secara sah dengan Rabu Kaba, oleh masyarakat dan khususnya Umbu Dulla.

Untuk menghalau kesedihan, Umbu Dulla memerintahkan diadakannya pesta yang sekarang dikenal dengan Pasola, perayaan rasa sukur terhadap panen yang melimpah setelah melalui penangkapan nyale, cacing laut yang selalu mengundang ceria dan syukur pada masyarakat Nusa Tenggara. Pasola sejak hari itu menjadi tradisi dan sebuah agenda lanjutan dari pesta bau nyale, mencari cacing laut yang sebenarnya melambangkan pelipur lara kehilangan seorang kekasih hati Umbu Dulla, yaitu Rabu Kaba.

Pulau Sumba tak jauh dari Komodo, Flores, dan juga Timor Timur. Gunung  paling tinggi yaitu Wangameti (1.225 m) menyajikan kisah kayu cendana yang dihargai oleh para pedagang dan pemeluk agama berbeda. Umat Hindu dan Buddha dari negeri China dan Jepang memanfaatkannya untuk dupa yang wangi semerbak serta pengobatan pengganti antibiotik. Umat Islam menjadikan kayunya sebagai bulir tasbih yang menawan.

Seperti daratan di Australia dan bagian selatan Afrika, Pulau Sumba melukiskan warna-warna yang tak umum didapatkan saat ditangkap lensa kamera.

Kepercayaan Marapu atau animisme kuno melengkapi budaya tradisi Pasola, yaitu dengan banyaknya persembahan hewan atau pun patung-patung batu atau penjiyang jarang terlihat setelah masuk agama Kristen di pulau itu. Menginjakkan kaki di Sumba adalah cita-cita yang harus dilakukan selama Anda masih sempat berpetualang.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com