Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Makanan Khas Arab ala Djawas

Kompas.com - 11/05/2013, 07:52 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Salah satu makanan khas Arab yang akrab dengan lidah orang Jawa (Indonesia) adalah Nasi Kebuli. Tapi, nasi berbumbu dan bercita rasa gurih ini biasanya hanya bisa ditemui dalam perayaan keagamaan seperti perayaan Maulid, Lebaran Haji atau kenduri orang-orang keturunan Arab.

Namun di Semarang, Jawa Tengah, nasi kebuli bisa dinikmati kapan saja karena ada sebuah rumah makan yang khusus menjual menu-menu makanan Arab. Rumah Makan Djawas namanya, tepatnya beralamat di Jl Gatot Subroto No 102 Ungaran.

RM Djawas saat ini dikelola oleh generasi ketiga Bani Djawas, yakni Fawzi Djawas (60). Sebelum di tempatnya sekarang ini, RM Djawas telah berpindah-pindah dari daerah asalnya di Kampung Petek, salah satu perkampungan Arab di Semarang pesisir. RM Djawas ini sepertinya sangat legendaris, kemana pun pindah pelanggan tetap memburunya.

Karena penasaran, 14 April 2013 malam kami menyambangi RM Djawas ini. Lokasinya mudah sekali dijangkau, dari arah Semarang persis di sebelah kanan menjelang lampu traffict light pertama masuk Ungaran.

Mungkin lantaran kami datang menjelang jam tutup, kami bisa langsung bertemu si pemilik, yakni Fawzi Djawas dan istrinya, Maryam. Di sini tersedia berbagai menu seperti Nasi Bukhari, Nasi Kebuli, Nasi Madi, Nasi Biryani, Nasi Habsah dan Roti Cane. Di antara sekian menu tadi, hanya nasi kebuli yang mungkin paling cocok untuk lidah kebanyakan. Makanya, hanya nasi kebuli yang tersedia setiap saat, selebihnya harus pesan terlebih dulu.

Sebentar saja kami mengobrol, nasi kebuli yang kami pesan pun sudah tersedia di meja. Lengkap dengan salata atau acar arab, sambal dan juga sepotong iga bakar. Tidak hanya tampilannya yang cantik, juga aroma yang dihasilkan dari paduan rempah-rempah ini sangat menggugah selera.

Nasi kebuli yang kami pesan ini adalah nasi kebuli yang sudah berkawin-mahwin dengan bumbu-bumbu nusantara. Tidak terlalu berlemak karena beberapa bahan sudah disubstitusi. Semisal susu kambing diganti dengan santan dan takaran bumbu dan rempah-rempahnya sedikit dikurangi dari porsi aslinya.

"Sesuai lidah orang Jawa. Bahkan kalau ada yang minta diganti dengan daging ayam, kami juga ikuti saja. Tapi kalau yang pesan dari kalangan Arab biasanya minta yang asli," ujar Maryam.

Benar saja, satu suap nasi bersentuhan dengan lidah langsung mencecap kelezatan yang unik. Sensasi antara gurih santan, kaldu kambing dan bumbu-bumbunya yang meresap sampai menembus ke dalam buliran nasinya.

Sensasi berlanjut lagi beberapa menit kemudian, badan terasa hangat. Maklum saja, nasi kebuli juga diperkaya oleh rempah-rempah seperti lada hitam, cengkeh, ketumbar, jintan, kapulaga, kayumanis, pala, dan tak ketinggalan minyak samin. Tersedia pula sambal yang terbuat dari cabai merah dan campuran rempah, untuk memuaskan selera pedas Anda.

"Rempah-rempahnya sebagian besar kita datangkan langsung dari Yaman untuk menjaga kualitasnya. Beras juga tidak boleh sembarangan, kalau berasnya jelek bumbunya tidak bisa meresap sempurna," ungkap Maryam.

Tak dipungkiri makanan berlemak ini akan cepat membuat eneg. Tapi jangan khawatir, salata atau acar arab dengan cepat akan menetralisir lidah sehingga tak terasa sesuap demi sesuap nasi kebuli sudah berpindah dari piring ke perut. Kami pun mengakhiri makan malam ini dengan segelas teh koja, teh yang kaya akan rempah-rempah arab. Serba hangat, cocok sekali dengan cuaca Ungaran yang dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

    8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

    Travel Tips
    Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

    Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

    Travel Update
    10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

    10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

    Travel Tips
    Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

    Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

    Travel Update
    Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

    Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

    Travel Update
    Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

    Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com