Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampong Ayer, Venesia dari Timur

Kompas.com - 12/06/2013, 11:19 WIB

PERAHU cepat hilir mudik menyibak permukaan Sungai Brunei menyeberangkan warga Kampong Ayer menuju rumahnya di tengah sungai. Riak Sungai Brunei dan rumah–rumah kayu di Kampong Ayer menjadi saksi setia denyut ekonomi negara kaya migas ini.

Terletak di dekat Teluk Brunei yang menghadap ke Laut China di sebelah utara Pulau Kalimantan, Kampong Ayer menjadi potret kehidupan warga Brunei masa lalu yang mengandalkan sungai dan laut sebagai jalur perniagaan. Kini kampung yang dihuni sekitar 20.000 jiwa itu telah menjadi pusaka sekaligus destinasi wisata andalan Brunei yang kini dipimpin Sultan Hassanal Bolkiah.

Kampong Ayer atau kampung air adalah permukiman yang berada di Sungai Brunei, Distrik Brunei Muara, Brunei. Kampung tersebut telah ada sejak enam abad silam. Saat ini di kampung itu terdapat 4.000 bangunan yang dihuni sekitar 20.000 jiwa.

Rumah di kampung itu terbuat dari kayu. Perahu motor menjadi alat transportasi satu-satunya yang menghubungkan daratan Bandar Seri Begawan dengan Kampong Ayer. Warga setempat membayar 0,5 dollar Brunei atau sekitar Rp 3.800 untuk menyeberang dari waterfront di dekat kawasan perbelanjaan Yayasan ke Kampong Ayer.

Puluhan jeti (semacam dermaga kecil) tersebar di Kampong Ayer untuk memudahkan pemilik kapal mengantar penumpang. Bangunan di permukiman di Kampong Ayer terhubung melalui jaringan jalan dari kayu sepanjang 30 kilometer. Selain rumah warga yang terbuat dari kayu, juga ada sekolah rendah (sekolah dasar), sekolah menengah, masjid, galeri kebudayaan dan pariwisata, kantor polisi, dan kantor pemadam kebakaran di Kampong Ayer.

Menurut Awang (27), pengemudi taksi air yang membawa kami berkeliling Kampong Ayer, penduduk di Kampong Ayer pada umumnya beraktivitas di daratan. Mereka juga biasanya memiliki tempat tinggal di daratan. Namun, mereka menolak jika rumah mereka di Kampong Ayer harus digusur dan dipindahkan ke daratan.

Pemerintah Brunei tetap mempertahankan Kampong Ayer dan justru menjadikannya destinasi wisata. Air bersih pun dipasok melalui pipa-pipa besar. Jaringan listrik dibangun. Gardu dan tiang listrik menyebar di sudut-sudut kampung.

Kini Kampong Ayer telah menjadi satu dari sekian destinasi wisata pusaka yang terletak di Bandar Seri Begawan. Dengan membayar 10 dollar Brunei kita bisa mengelilingi Kampong Ayer dari ujung ke ujung dalam tempo 30 menit menggunakan taksi air.

Di sekitar Kampong Ayer terdapat sejumlah obyek wisata lain, di antaranya Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien yang megah, Royal Regalian Museum, dan Bubongan Dua Belas (bangunan berarsitektur Inggris yang dulu ditempati residen Inggris). Wisatawan juga bisa merasakan kehidupan sehari-hari warga Kampong Ayer dengan tinggal di rumah penduduk. Ada beberapa rumah penduduk yang dipilih pemerintah untuk dijadikan tempat menginap.

Istana 1.788 kamar

Jika terus menyusuri Sungai Brunei dari Kampong Ayer ke arah barat daya —setelah melewati hutan dengan vegetasi yang rapat—kita dapat melihat Istana Nurul Iman, istana Sultan Brunei, yang diklaim terluas di dunia. Bahkan, dibandingkan dengan Istana Buckingham di Inggris yang seluas 77.000 meter persegi pun Istana Nurul Iman masih jauh lebih luas.

Istana Nurul Iman seluas 200.000 meter persegi. Istana yang dibangun pada tahun 1984 dan menghabiskan dana ratusan juta dollar AS itu memiliki 1.788 kamar serta ruangan yang dapat menampung 4.000 tamu dan 110 mobil. Di kompleks istana ini juga terdapat masjid yang dapat menampung 1.500 orang. Kubah istana dilapisi emas 22 karat. Kubah emas ini bisa terlihat jelas dari Kampong Ayer.

Mungkin kita berpikir Kampong Ayer adalah potret permukiman kumuh perkotaan seperti yang ada di kota besar lainnya di dunia. Terlebih simbol-simbol kemegahan dan kebesaran kesultanan yang menjadi destinasi wisata andalan mengelilingi Kampong Ayer.

Jika kita melihat dari sisi lain Sungai Brunei, pupus sudah penilaian itu. Puluhan mobil berbagai merek diparkir berderet di tepi Jalan Residency yang berada di seberang Kampong Ayer. Mobil itu adalah milik warga Kampong Ayer.

Meski Brunei merupakan salah satu negara dengan pendapatan per kapita mencapai 38.700 dollar AS (bandingkan dengan Indonesia yang 3.500 dollar AS), mereka tetap mempertahankan rumah-rumah kayu di Kampong Ayer yang mungkin sudah banyak yang lapuk. Sebab, kampung itu tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjalanan ekonomi Brunei. Kini Pemerintah Brunei membangun perumahan baru di Kampong Ayer yang lebih bagus. Warga harus mengantre untuk memiliki rumah dengan harga sekitar 90.000 dollar Brunei di kawasan itu.

Sebenarnya Indonesia juga memiliki permukiman di atas sungai serupa dengan Kampong Ayer di Brunei. Sebut saja rumah terapung di sepanjang Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Namun, bisakah kita menyamai tingkat pengelolaan Kampong Ayer? (Adhitya Ramadhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com