Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romantisme Candi Cetho Berselimut Kabut

Kompas.com - 15/06/2014, 17:09 WIB
LERENG Gunung Lawu di Magetan Jawa Timur menyimpan berbagai pesona alam yang memukau. Di bagian barat lereng gunung terdapat sebuah candi yang selalu berselimut kabut. Candi itu bernama Candi Cetho. Dalam bahasa Jawa, cetho berarti jelas.

Candi Cetho merupakan candi Hindu yang terletak di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berada di ketinggian 1496 meter dari pemukaan air laut.

Keagungan dan kemagisan Candi Cetho makin terasa karena tempat ini sangat sepi dari keramaian. Juga berudara sejuk, beraroma dupa, dan secara tiba-tiba candi kerap berselimut kabut.

Masa pendirian Candi Cetho diperkirakan abad XV. Hal ini didasarkan dari adanya sengkalan angka tahun yang terpahat pada gapura teras VII dengan sengkalan yang berbunyi "goh wiku hanahut iku" yang berarti 1397 saka atau 1476 masehi.

Keunikan Candi Cetho terlihat dari bentuk seni bangunan yang berteras seperti punden berundak. Lalu bentuk arca-arcanya juga masih sangat sederhana dan belum menunjukkan ciri kedewasaan.

Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Candi Cetho kerap digunaan untuk ruwatan atau pembebasan. Hal ini dikaitkan dengan cerita Sudamala seperti yang terdapat pada Candi Sukuh, yang letaknya tidak jauh dari Cetho.

Candi ini memiliki pola halaman berteras dengan susunan 13 teras meninggi ke arah puncak. Bentuk bangunan berteras seperti punden berundak masa prasejarah.

Saat tiba di kompleks candi Cetho, pengunjung akan disambut dengan kabut serta gapura yang menjulang tinggi hingga ke awan. Kemudian, di halaman gapura terdapat batu besar yang ditata berbentuk kura-kura raksasa.

Ada pula relief menyerupai bagian tubuh manusia. Termasuk pula ada beberapa pendopo di kanan kiri areal candi untuk upacara keagamaan Hindu.

Di sekitar kompleks Candi Cetho, terdapat Candi Kethek atau candi monyet yang letaknya hanya 250 meter dari Candi Cetho. Di areal belakang Candi Cetho, ada pula Puri Taman Saraswati.

Di Puri Taman Saraswati pengunjung harus mencopot alas kaki. Di area ini terdapat patung Saraswati, pura, dan sebuah sendang yang airnya kerap digunakan untuk mencuci muka. Bahkan ada pula beberapa pengunjung yang membawa pulang air sendang tersebut.

Patung Dewi Saraswati terletak d iatas sebuah kolam. Patung itu tampak anggun dan seperti hidup. Patung Dewi Saraswati berdiri di atas bunga teratai dan ditemani dua ekor angsa.

Nama Canti Cetho memang tidak sekondang Candi Borobudur dan Prambanan. Tetapi pesona Candi Cetho amat memikat.

Menuju Candi Cetho

Untuk mencapai ke Candi Cetho, pengunjung dari Solo harus melalui jalan beraspal yang mulus. Jalanan ini menanjak dan berkelok. Serta adanya tikungan curam dan berkabut. Apabila kendaraan yang Anda bawa tidak dalam keadaan baik, maka siap-siap saja, kendaraan Anda tidak bisa menanjak dan perlu didorong.

Lama perjalanan sekitar 2,5 jam dari Kota Solo. Sepanjang perjalanan mata akan dipuaskan dengan pemandangan indah hamparan perkebunan sayur, kebun teh kemuning, lereng, serta bukit.

Setiap pengunjung yang berkunjung ke Candi Cetho dikenai tarif tiket masuk sebesar Rp 3.000 untuk wisatawan lokal. Sedangkan untuk wisatawan asing dikenakan tarif Rp 10.0000 untuk wisatawan asing.

Dari Candi Cetho, pengunjung bisa melihat pemandangan jejeran gunung di tanah Jawa seperti Gunung Merapi, Merbabu, Lawu, Sindoro dan Sumbing. Selain itu, sudut kota Solo dan Karanganyar juga terlihat. (Theresia Felisiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com