Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Lasem, Para Leluhur Tanamkan Keberagaman

Kompas.com - 06/10/2014, 19:41 WIB

REMBANG, KOMPAS — Daerah Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sebagai kota kecil di pesisir ternyata memiliki sejarah panjang dalam menjaga dan mengelola keragaman budaya dan etnis. Di kota yang berjaya dalam perdagangan ini, etnis Tionghoa, santri keturunan Arab, dan warga setempat berbaur serta berjuang bersama melawan anti keragaman.

Hal itu disampaikan peneliti kota Lasem, Munawir Azis, pada diskusi buku bertajuk ”Lasem, Kota Tiongkok Kecil” di rumah Semar, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Rembang, Minggu (5/10/2014). Diskusi dihadiri pengasuh Pondok Pesantren Kauman, Karangturi, Lasem, KH Zaim Achmad Mas’shoem (Gus Zaim); budayawan Karangturi, Lasem, Sie Hwie Djan alias Gandor; Camat Lasem Kukuh Purwasana; penggiat sejarah Lasem, Yon Suprayoga; tokoh masyarakat Lasem, dr Tonny; serta sejumlah aktivis budaya dan santri Lasem.

Munawir mengatakan, buku tentang Lasem ini merupakan tesis yang diperluas. Ketika studi pascasarjana di Center for Religious and Cross-cultural Studies Universitas Gajah Mada, ia melakukan riset tentang sejarah Lasem di Jerman dan Belanda. ”Dari riset itu, saya baru tahu bahwa peranan Lasem menjaga dan mengelola keberagaman, baik itu suku, etnis, maupun agama, sudah terbentuk sejak daerah ini masih dalam wilayah Kerajaan Majapahit. Ketika Lasem menjadi bagian kekuatan maritim Majapahit,” ujar Munawir.

Gus Zaim menilai, sebutan Lasem sebagai ”Kota Tiongkok Kecil” menjadi tantangan sekaligus kebanggaan. Para ulama dan pejuang Tionghoa selama ini telah memberikan teladan yang baik bagi generasi saat ini, tidak ada perbedaan etnis dan agama dalam menjalani kehidupan ini.

Dari sejarahnya, solidaritas antar-etnis di Lasem tercatat sejak Perang Kuning (1740-1743), saat penguasa Batavia menindas kaum Tionghoa. Di Lasem tumbuh perjuangan yang dipelopori ulama besar, Kyai Baidlawi, bersama Oei Ing Kiat dan Raden Panji Margono untuk menggerakkan laskar Lasem melawan VOC.

Penggiat budaya Yon Suprayoga menjelaskan, selain kearifan mengelola keberagaman, Lasem juga memiliki situs-situs budaya dan sejarah yang layak dilestarikan, misalnya bende becak Sunan Bonang dan Kelenteng Cu An Kiong yang dibangun tahun 1450 di tengah perkampungan yang terdapat delapan pesantren. ”Begitu banyak situs sejarah dan budaya yang layak dilestarikan. Setiap jengkal tanah di Lasem merupakan ilmu pengetahuan,” kata Yon. (WHO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com