Presiden Matta Hamzah Rahmat mengatakan kepada Malay Mail Online, walaupun tragedi AirAsia QZ8501 melibatkan otoritas Indonesia, namun tetap saja kejadian tersebut dihubungkan dengan Malaysia. Sebab, merek AirAsia dipandang sebagai bisnis asal Malaysia.
"Ini suatu ketidakberuntungan bagi kami, secara tidak langsung kami kembali terlibat dalam hal ini. Ini akan memperlambat industri (pariwisata) untuk beberapa waktu," ungkap Hamzah, Senin (29/12/2014).
"Pemikiran bahwa lagi-lagi produk lain dari Malaysia terlibat insiden, bisa memicu ketakutan di kalangan penumpang, mengingat tragedi dunia aviasi Malaysia terus terjadi sepanjang tahun ini," katanya.
"Banjir yang terjadi tahun ini (di Malaysia) tidak mengganggu pariwisata karena area yang terdampak banjir bukan merupakan daerah turisme. Tetapi insiden pesawat belakangan ini kemungkinan akan kembali berdampak ke pariwisata, dan kami harus bersiap-siap," katanya.
Pesawat AirAsia QZ8501 dinyatakan hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura, Minggu (28/12/2014) pukul 07.55 WIB di sekitar perairan antara Belitung dan Kalimantan. AirAsia merupakan maskapai berbiaya rendah asal Malaysia dan bermarkas di Kuala Lumpur. Pesawat yang hilang berada di naungan AirAsia Indonesia, anak perusahaan yang berbasis di Indonesia.
Sementara tragedi kedua di 17 Juli 2014, pesawat MH17 jatuh setelah ditembak rudal saat melintas negara Ukraina. Sebanyak 298 orang di dalam pesawat meninggal dalam tragedi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.